Kamis, 02 November 2017

Pengalaman Belajar Kreativitas di IIP

THINK CREATIVE

Bismillaah....
       Berpikir kreatif, saya bukan orang yang kreatif tapi setelah ikut kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional tentang memacu kreativitas anak sejak dini barulah saya tahu kalau kreatif itu bisa di tumbuhkan, di bangun, di rangsang karena pada dasarnya Allah Ta'ala telah menganugerahkan manusia potensi sejak lahir yaitu memiliki cipta, karsa dan rasa.
      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cipta adalah kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru, angan-angan kreatif.
Karsa adalah daya (kekuatan) jiwa yang mendorong makhluk hidup untuk berkehendak.
Rasa adalah tanggapan hati terhadap sesuatu (indra), pendapat (pertimbangan) mengenai baik atau buruk, salah atau benar.

Apa itu kreativitas?
      Kreativitas adalah kemampuan berpikir beragam yang di tandai dengan Fluency atau ide-ide yang mengalir lancar, Flexible atau memikirkan berbagai macam pemecahan masalah, Originalitas atau mencari hal baru yang belum pernah ada dan Elaborasi atau melakukan tuntas, detil dari berbagai sudut pandang.

     Sebagai ibu dan seorang istri selama ini saya kurang kreatif adapun hal-hal yang menghambat kreativitas saya di antaranya mengikuti kebiasaan pengalaman hidup sebagai acuan, masih berpikir dalam kotak saja, waktu yang cepat sekali habis oleh aktifitas kegiatan rumah tangga, mempunyai ide kreatif di saat tubuh sudah lelah sehingga banyak ide tapi tidak ada aksi, rasa malas, takut mencoba, terlalu banyak pertimbangan, takut tidak di apresiasi.
Contohnya ada barang yang rusak maunya langsung ganti yang baru padahal masih bisa di benerin, mendidik anak caranya sama seperti orang tua mendidik saya dulu (innerchild), sesuatu yang harusnya bisa di buat sendiri maunya praktis tinggal beli saja. Sungguh banyak yang terbuang sia-sia, waktu, pikiran, tenaga dan materi. Padahal suami termasuk orang yang kreatif, tapi saya ga ketularan.
Alhamdulillah sekarang pikiran saya mulai terbuka lewat diskusi di kelas BunSay.
     Ibu yang cerdas belum tentu kreatif, tapi ibu yang kreatif pasti cerdas dan ibu yang kreatif akan menumbuhkan anak-anak yang kreatif. Hanya orang kreatif yang dapat hidup dalam situasi apapun.
Saya diskusi bersama suami tentang berpikir kreatif ini, tetangga kami yang sekolah hanya lulusan SD tapi bisa menyulap benda rusak seperti kulkas, mesin cuci, AC, TV, motor, dll, bisa berfungsi lagi, di jual dan menghasilkan uang karena kreativitasnya itu bisa menjadi sumber mata pencahariannya, teman saya juga barang-barang yang menurut kita tidak berguna hanya menjadi sampah seperti plastik bekas bungkus kopi, minuman sachet dia rubah jadi tas rajut atau tikar yang bagus, teman suami sampai memiliki PT yang bergerak di bidang limbah plastik padahal lulusan SMA.
Saya teringat Bu Septi dan Pak Dodik yang Masya Allah sudah mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang kreatif, berhasil membuat bangga kedua orang tuanya dan mengajari kami ibu-ibu yang ingin berubah menjadi ibu profesional di IIP, teman-teman di kelas BunSay termasuk fasilitatornya dan teman-teman ibu pembelajar di KIJAR yang sangat kreatif.
Mereka adalah orang-orang yang membangun literasi/keterbukaan wawasan, teknologi, keuangan dan budaya.
      Hasil diskusi tersebut membuat saya bersemangat seperti ada kekuatan yang mendorong saya harus berubah sehingga munculah ide-ide dalam pikiran saya, solusi dari  penghambat kreativitas selama ini agar tidak lupa langsung saya catat di buku. Saya ingin menjadi ibu yang kreatif untuk keluarga kecil saya dulu, minimal bisa menumbuhkan, merangsang dan membangun kreativitas anak-anak di masa mendatang.
      Bicara menumbuhkan kreativitas anak sejak dini, pernah waktu anak pertama saya masih TK dia ga mau pakai baju seragam seperti teman-temannya dalam seminggu pasti ada satu hari dia tidak mau pakai seragam awalnya saya tidak setuju dia harus tetap pakai seragam, apa yang terjadi di sekolah anak saya murung akhirnya saya tanya apa yang di inginkannya ternyata dia tidak ingin pakai baju seragam karena dia ingin berbeda dengan temannya. Akhirnya saya ijinkan dan yang terjadi dia terlihat lebih bahagia jika berbeda dengan temannya dan prestasinya lebih bagus di hari "berbedanya" itu.
PR buat kita sebagai orang tua yang anak-anaknya lahir di abad 21, gurunya abad 20 dan ruang kelasnya abad 19.
Untuk menumbuhkan kreativitas anak-anak di masa depan jangan bertanya anak mau jadi apa?
Tapi tanyakan kepada anak-anak besok mau membuat apa?.


Referensi:
1. Ebook membangun kreativitas sesuai fitrah, Supartinah, 2016.
2. Diskusi Kelas Kreativitas Bunda Sayang Ibu Profesional bersama Fasilitator Azizah Juniarti dan Diah Soehadi, 2017.
3. Buku Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional #1, Niken TF Alimah, Zainab Ummu Roihan, dkk, 2013.
4. Artikel Pendidikan Yang Menumbuhkan, Catatan ringkas dari sambutan Bapak Anies Baswedan di Edukasi Expo ASESI (Asosiasi Sekolah Sunah Indonesia) di TMII, 29 Oktober 2017.
5. https://kbbi.web.id/cipta, karsa, rasa.
6. Hasil perenungan tentang pola kreativitas di dalam keluarga M. Abdul Patah, 2017.

#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative

Tidak ada komentar:

Posting Komentar