Senin, 15 Januari 2018/26 Rabiul Akhir 1439H
Bismillaah....
Hari ini masuk hari kesebelas T10, penerapan hasil diskusi kelompok selama 10 hari.
Bismillaah....
Hari ini masuk hari kesebelas T10, penerapan hasil diskusi kelompok selama 10 hari.
Semalam saya dapat kabar menyedihkan teman kecil dari sekolah SD sampai SMP bareng, dia share foto salah satu teman kami di grup wa alumnie SMP,
yang katanya pacaran sesama jenis (Gay).
Sedih dan miris sekali melihat foto itu.
Pada diskusi kemarin saya bertanya pada kelompok 10 tentang bagaimana sikap kita jika ada komunitas LGBT di sekitar kita.
Pertanyaan saya:
Seperti kita ketahui sekarang ini kaum LGBT sudah terang2an memperlihatkan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat bahkan mereka bangga dengan perbuatannya itu, kita tahu juga efek buruk keberadaan mereka pada generasi berikutnya sementara dari pemerintah tidak ada tindakan hukum.
Bagaimana cara kita bersikap jika di lingkungan kita ada komunitas LGBT?
Jawaban:
Menyikapi LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) tentu bukanlah perkara yang sederhana. Bahkan seorang manusia dengan iman dan amal luar biasa sekelas Nabi Luth yang Allah perintahkan untuk berdakwah di kalangan kaum Sodom pun merasakan dadanya amat sempit menghadapi kelakuan tak terpuji kaumnya tersebut.
Menyikapi LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) tentu bukanlah perkara yang sederhana. Bahkan seorang manusia dengan iman dan amal luar biasa sekelas Nabi Luth yang Allah perintahkan untuk berdakwah di kalangan kaum Sodom pun merasakan dadanya amat sempit menghadapi kelakuan tak terpuji kaumnya tersebut.
Lalu, bagaimana sebaiknya menyikapi LGBT? Apakah sumpah serapah dan caci maki merupakan jawabannya? Tentu tidak! Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menyikapi LGBT:
1. Berhenti mencaci maki dan sumpah serapah terhadap LGBT!
Semakin kita melakukan caci maki dan sumpah serapah terhadap LGBT, semakinlah pelaku LGBT terposisikan menjadi korban. Dengan demikian, akan semakin banyak yang bersimpati pada mereka dan merasa perlu menyuarakan hak-hak mereka untuk mendapatkan persamaan dalam masyarakat.
Hentikan mencaci maki karena Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk mencaci maki siapapun! Bahkan dakwah yang Nabi Luth lakukan pada kaum Sodom pun bukan dengan cara mencaci maki atau sumpah serapah.
2. Ganti menyebar sumpah serapah dengan menyebarkan fakta-fakta mengenai bahaya LGBT!
Misalnya, menyebarkan info mengenai bahaya kesehatan orang yang melakukan gay dan lesbian. Info mengenai rusaknya psikologis dan tata hidup seseorang yang melakukan perbuatan gay dan lesbian, atau info cara mencegah perilaku gay dan lesbian untuk generasi muda.
3. Jika ada keluarga sendiri yang terkena LGBT, cari tahulah apa alasannya melakukan LGBT, jangan malah dikucilkan!
Mencari tahu penyebab merupakan bagian dari pengobatan. Penyebab seseorang menjadi LGBT itu ada banyak, jadi perlu benar-benar bersimpati untuk mencari tahu penyebab utamanya. Jika kita mengucilkannya sebagai pelaku LGBT, maka itu sama saja semakin mendorongnya untuk berteman dengan komunitas LGBT! Karena hanya sesama LGBT-lah yang bisa menerima kondisinya apa adanya, maka dengan demikian, hilanglah kesempatan kita berdakwah padanya.
4. Jadikan merebaknya isu LGBT sebagai pemicu diri sendiri untuk semakin semangat berdakwah di masyarakat, karena karakter dakwah memang tak pernah mudah
Manfaatkan isu LGBT yang makin meluas ini untuk mencari tahu apa itu LGBT, apa saja yang mereka lakukan, ciri-ciri, dan cara pengobatannya serta pencegahan, agar kita bisa menjadikannya sebagai ladang amal untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Ingat bahwa tugas kita bukanlah menghakimi, tugas kita hanyalah sebagai pemberi peringatan. Maka jangan sekali-kali beraksi seolah kita berhak menghakimi sekalipun seorang pelaku LGBT. Mereka adalah makhluk Allah yang berhak untuk mendapatkan siraman dakwah dan peringatan.
5. Bukalah diri untuk menjadi penyembuh, bukan penyebar kebencian!
Bisa jadi ada banyak pelaku LGBT yang ingin bertaubat, tapi karena sikap masyarakat dan para dai banyak yang membenci mereka dan tidak mau bersentuhan dengan mereka, sehingga jangankan bertaubat bahkan merasa menyesal pun tidak, mereka akan merasa lebih suci daripada seorang pendakwah yang bersikap buruk dan suka menyebar kebencian.
Demikianlah beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menyikapi LGBT, semoga Allah senantiasa membantu kita untuk menyebarkan cahaya Islam di tengah masyarakat yang semakin rusak ini.
Jawaban di atas saya kirim ke teman tersebut dan saya mengajaknya untuk selalu menunaikan sholat wajib 5 waktu karena dengan sholat kita bisa terhindar dari perbuatan maksiat dan mencari teman yang sholeh yang mengingatkan kita tentang dunia akherat.
Saya tambahkan poin 6, mendo'akan agar mereka mendapat hidayah, bertaubat dan kembali ke jalan yang benar kembali ke fitrahnya sebagai laki-laki.
Teman saya ini mempunyai profesi perias pengantin (MUA) dan perias ini biasanya waria, nah temanku itu masuk komunitas waria dan ternyata di dalamnya ada LGBT.
Alhamdulillah dia masih bisa menjaga dirinya di tengah-tengah komunitasnya itu dan dia salah satu orang yg memberikan pendidikan seksual ke teman-temannya untuk menjauhi penyimpangan LGBT sebulan sekali dia melakukan tes apakah teman-temannya terkena HIV dan mengingatkan mereka tentang bahaya penyakit kelamin menular, dia sedih melihat teman-teman seprofesinya kena penyakit HIV/AIDS rata-rata mereka meninggal di usia 17 sampai 20 tahun.
Masih sangat muda ya, teman saya sekarang berusia 32 tahun.
Masih sangat muda ya, teman saya sekarang berusia 32 tahun.
Berat sekali hidupnya, dulu waktu kecil dia anak laki-laki yang sangat feminim temannya lebih banyak perempuan di antaranya saya, jika main dengan anak laki-laki dia sering di bully di juluki "Bencong" , saat masih SD dia selalu marah jika ada yang mengatakan kata tersebut, setelah SMP mungkin dia sudah kebal dengan julukan itu dan akhirnya seperti mengakui karena memang orang di sekitarnya selalu menghinanya kecuali teman-teman perempuan.
Bahkan dialah yang buat grup alumnie SMP yang anggotanya perempuan semua yang sekarang sudah menjadi ibu semua, kecuali dia satu-satunya lelaki jadi admin grup. Karena emang dari kecil dia lebih nyaman main dengan anak perempuan, saya sendiri tidak tahu bagaimana orang tuanya memberikan pengasuhan khususnya pendidikan seksual padanya. Yang saya tahu ayah dan ibunya berprofesi sebagai perias pengantin dan usaha ini di wariskan padanya dan memang lingkungannya yang membuat dia masuk komunitas LGBT.
Lepas SMP saya dan dia tidak bertemu lagi, kita masing-masing.
Takdir Allah dia mencari no Hp teman-teman kecilnya dulu dan pas di saat saya ikut perkuliahan Ibu Profesional materi 11, tentang pentingnya menumbuhkan fitrah seksual anak sejak dini. Kenapa perlu karena memang kenyataan di masyarakat ada manusia-manusia yang menyimpang dari fitrah seksualnya.
Allah menciptakan manusia hanya dua yaitu laki-laki sejati dan perempuan sejati.
Menulis inipun saya menangis,
Sahabatku....
Semoga Allah Ta'ala melindungimu dimanapun berada dan kembali ke fitrahmu, do'aku dan teman-teman yang lain semoga dirimu cepat menikah dengan seorang wanita yang sholehah, pengertian dan cantik. Aamiin.
Tadi sore saya putar video nyanyian anak sholeh dan anak sholehah media edukasi dari kelompok 10 untuk anak-anak saya.
Semoga Allah Ta'ala melindungi anak-anak kita dari penyimpangan seksualitas.
Aamiin.
#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar