Jumat, 12 Januari 2018

Hari#8, Resume Diskusi Kelompok 8


Jum'at, 12 Januari 2018/24 Rabiul Akhir 1439 H
Bismillaah....
       Hari ini diskusi dari kelompok 8 dengan tema Fenomena Banci & Tantangan Pendidikan Seksualitas Masa kini.
Review materi kelompok 8:


Media Edukasi:



Diskusi di kelas:
Tata
1. sejak kapan dan bagaimana mengajarkan anak untuk menjaga pandangan
2. bagaimana sikap kita kepada orangtua yang malah nyorakin "cia cie" pada anak2 beda jenis yg sering maen bareng

Jawaban :
1. Menjaga pandangan bisa dibiasakan sejak Dini bun, misal dg menutup auratnya, sambil bercerita "adik, pakai baju/jilbab/celana dlu ya, supaya auratnya tertutup". Seiring bertambah usia kita tambah penjelasannya, aurat kita tidak boleh dilihat orang, dan kita juga tidak boleh melihat aurat orang lain.

2. Emang gregetan ya bu.....lihat ortu malah ngledekin. Sabar bun...
Biasanya saya senyumin sambil saya bilang " nggak apa2 ya, kita kan main sama2 dengan semua teman ya".
Tapi nanti pas nggak ada anak2 saya bilang ke ibunya, bu....sebaiknya kita sebagai orang tua tidak meledek anak-anak karena dengan ibu yg seperti itu bisa bikin anak malu/Down. Iya kalau anak tersebut tipe anak yg cuek, kalau tipe anak yg perasa pasti langsung gak mau main lagi. Secara gak langsung itu juga akan berpengaruh ke psikologis anak. Marilah bu kita sama-sama belajar menjadi orang tua yg baik buat anak kita sendiri dan teman-temannya serta selalu memberikan contoh yg baik buat mereka semua. Maaf bu kalau tidak berkenan. langsung pamit pulang.

trimakasih mbak opi untuk jawabannya, untuk no 2 kadang malah ada orangtua yang mengenalkan kata "pacaran" ke anak kecil, pengaruhnya jd ke anak kita, dan sikap saya malah memproteksi anak saya untuk bermain dengan sesama jenis saja.
Iya mba lebih amannya bermain dg sesama jenis. Tp kalaupun mau bermain dg lawan jenis dalam hal berteman sich ga masalah ya, yg penting tau adab dan batasannya.

Kalau boleh tau putra putrinya umur berapa mb tata?
baru 5 tahun mbak opi, tapi dulu waktu di sekolah sebelumnya, ada teman sekolahnya cowok yang suka banget nempel sama anak saya, awalnya saya cuma mengawasi dari jauh, tp orangtua disekitar malah sering nyorakin, setelah itu saya proteksi anak saya untuk nggak maen sama anak cowok itu lagi, untung saja skrg sudah saya pindah sekolahnya.

Saran saya mb tata, lebih baik anak-anak yg di undang main ke rumah mb. Emang sih agak repot dikit mainan dan yg lainnya jadi berantakan tapi positifnya kita bisa mengawasi pergaulan si buah hati. Mb tata bisa menyediakan game yg bisa di mainkan anak laki-laki dan perempuan seperti ular tangga yg di bikin di lantai atau yg lainnya. Semangat mb tata.

Terkadang sedih ya, ternyata bully itu malah berawal dr orang dewasa.
Agak miris si mbak, mungkin ortu2 nya jg suka nonton sinetron atau film2 remaja jadinya suka"cie...cie" gitu ya,pdhl kl pertemanan anak laki dan perempuan cenderung lb awet sepengalaman saya, asal batasan harus benar2 di jaga
Anak2 saya type anak2 yg tdk suka main ketempat tmnnya, malah bawa tmn nya main kerumah. Biarlah rumah berantakan yg penting anak2 nyaman dirumah.

suchrisyanti
Q : Menyikapi fenomena banyaknya laki2 yg "belok",adakah anjuran/saran dalam memilih calon menantu laki2 ketika anak2 perempuan kita sudah waktunya menikah? terus terang saya khawatir karena anak2 saya akan hidup di zaman yg lebih akhir dari saya.

A : Tariiik nafas....tantangan kita makin besar ya bun. Tapi in sya Allah agama telah memberi tuntunan lengkap. Dalam Islam, tentunya kita bisa melihat dari ketaatannya terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah juga pernah menyampaikan jika datang kepada kalian seorang lelaki yg kalian ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah.

Jadi memang agama sebagai pondasi awal yg kita dahulukan.
Dan doa, senantiasa kita mintakan yang terbaik untuk anak2.
Selain itu Memang sangat di anjurkan untuk menyeleksi calon suami/mantu bunda agar tidak seperti beli kucing dalam karung.

Beberapa hal yg harus di pertimbangkan :
1. Pemahaman agama yg baik. Dengan memiliki pemahaman agama yg baik inshaa Allah akan menjadi benteng baginya dapat membedakan mana yg baik dan mana yg tidak. Mana perbuatan di sukai Allah mana yg di benci oleh Allah, mana yg halal dan mana yg haram.

2. Setelah pemahaman agamanya baik, coba cari tau pola asuh dalam keluarganya seperti apa. Bagaimana dia di didik, sejauh mana kedekatan dg kedua orang tua, serta lingkungan seperti apa tempat dia di besarkan. Karna hal ini akan berpengaruh kepada pola pikir, watak, sikap dan cara dia memperlakukan orang lain.
3. Bisa jg dengan melakukan serangkaian tes kesehatan untuk berjaga2 dari hal2 yg tidak di inginkan. Zaman sekarang serem ya bun, apapun bisa saja terjadi di luar keinginan kita. Lebih baik waspada.

4. Bisa jg dg melakukan shafar bersama menginap di suatu tempat (calon mantu dg calon besan/bpk dr si anak perempuan) Karna dg menginap kita bisa lebih banyak melihat dan mendengar secara langsung kebiasaan2 yg di lakukan selama shafar. Dari itu bisa terlihat dg jelas jika memang ada hal2 yg tidak sesuai dg fitrahnya "aga belok ".

tes kesehatan nya seperti apa ya mba Nuvi?
Contohnya test hiv, mungkin terdengar aga2 ekstream. Tp ternyata di lapangan banyak terjadi kasus seperti itu. Baru ketahuan setelah menikah. Ini untuk antisipasi aj, khawatir hal2 yg tidak di inginkan terjadi.

Perlukah anak-anak dibekali ikut seminar/konsultasi pra nikah, sebelum menentukan jd nikah atau tdk?
Klo menurut saya sangat perlu mba, sebagai bekal mereka menghadapi kehidupan rumah tangga.
Ijin menambahkan, mba Nuvi
Bisa ditanyakan pada calon menantu, mba.
Kalau libur, senggang, kegiatannya apa saja? Dari jawabannya, insyaa Alloh bisa diketahui kebiasaan dan kecenderungan calon menantu.

Selain itu, memperbaiki diri... Dan istikhoroh. Mertua baik untuk menantu baik... Insyaa Alloh.
perlukah semacam psikotes gitu mba Nuvi? untuk mengetahui jiwanya sehat atau tidak. Krn kalau dari calon besan kan pasti merasa bhw anaknya baik2 saja..
Ini bisa jg termasuk yg sy maksud tadi serangkaian tes kesehatan. Bentuknya bida psikites, atau pemeriksaan medis
Intinya memilih dan menyeleksi mantu zaman now harus seleksif dan harus di persiapkan dr jauh2 hari. Tidak segampang waktu kita amenikah dl, karna tantangan zaman now subhanallah dan pengaruh pergaulan dampaknya tidak bisa di abaikan begitu saja.

kesimpulannya :
1. tes kesehatan
2. ikut TMA
3. seminar/konseling pranikah
4. Cek pola asuh
5. Berdoa
gitu ya mba?

Zaman skarang klo cari calon mantu, lihat dulu ortunya,,,, krn pola asuh ortu akan berdampak pada anaknya dan nanti akan turun ke anak cucunya. Jd pendekatan pd calon besan x ya.

Ikutan lagi, ya mba.
Anak2 juga sejak dini mungkin perlu diajarkan cara mencari pendamping hidup.
Nah, peran ayah dan ibu sangat penting. Bukankah ayah, pacar pertama anak gadisnya. Dan ibu adalah pujaan hati anak laki-lakinya.

Jadi, sejak dini ditanamkan. Kalau cari pasangan kurang lebih seperti ayah dan bunda nya.
Memang pola asuh sangat berpengaruh. Seorang anak yg di besarkan tanpa figur seorang ayah atau ibu maka ketika besar nanti anak tersebut akan kehilangan ke gentlelannya yg dia tidak dapat dr sosok sang ayah, atau kehilangan feminismenya karna dia tidak dapatkan dari figur seorang ibu.

Suhaeti
klompok 1 :
Mba, bgmn ya bilabg sama anak2 prempuan yg sdh mulai remaja ketika mengenal cinta/suka sama laki2.secara zaman saya dulu anak cowo yg menyatakan cinta duluan, lah zaman skarang cewe agresif bngt menyatakan cinta/suka pd cowo
#makcurhatanakcowonyaditaksirbbrpcewe

Jawaban :
Tidak ada yg salah dengan perasaan yg di alami ananda. Menyukai lawan jenis, itu adalah fitrah dr Alloh, akan tetapi meneruskan perasaan kepada yang bukan muhrim itu adalah Hawa Nafsu  mengikuti langkah2 syaithon.

Dikisahkan tentang kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha.
Ketika seorang zulaikha mengejar cintanya pada Yusuf, Allah tidak memberikan Yusuf kepadanya. Tapi ketika zulaikha mengejar cinta Allah, Allah dekatkan cintanya pada Yusuf....

Itulah balasan bagi manusia yang beriman, ketika menjadikan Allah sebagai muara keikhlasan dan pengharapan.
sekarang yang harus di lakukan adalah menundukan pandangan, memantaskan diri dengan ilmu dan mendekat pada Allah... Mendekat... Dan terus mendekat kepadaNya... Berdoa dengan penuh pengharapan..., bukan mendekat kepada makhluk... yang tak bisa memberi kita apapun, kecuali memberi celah kepada syaiton utk membuat kita terjerumus dlm kemaksiatan.

Tanggapan:
Kalo kata mama saya
Yang namanya jodoh itu perlu dilihat bibit, bobot, bebet
Saya dulu skeptis, tapi setelah jadi ortu baru terasa memang benar kriteria 3B itu
Bibit = pola pikir orang tuanya gimana, pola asuhnya gimana
Bobot = kualitas diri (agama, pendidikan, adab)
Bebet = mandiri secara finansial

Maaf, mau menambahkan.. kl pendapat saya, mgkin didekatin aja anak perempuannya kayak anak sendiri, biar gk merasa malu dan jatuh harga dirinya takutnya ngerasa ditolak mentah2. Nnti baru dijelasin pelan2, kalau dirinya berharga dan mulia,, akan lebih baik mencari ilmu dulu baik2 ut saat ini.

Ratna Dewi
bagaimana mensikapi jika ada perempuan yg terlalu agresif dan selalu wa putra saya ( saat ini putra saya masih kelas 7)?
Jawaban: Hummm anak zaman Now kelas 7, wa nya tentang apa mbak? Jd kepo, dialihkan ke hal yg positif aja mbak, semisal ngajak jalan, ajak k rmh mbak ratna aja trus masak masak smbil ngobrol2 jd nambah anak cewek dehh.


Hasil dari diskusi tadi yaitu fenomena banci dan pendidikan seksualitas masa kini.
Solusi menghadapi pertanyaan anak tentang penyimpangan fitrah seksualitas (Banci):
1. Tidak perlu panik
2. Menjelaskan bahwa mereka sedang mengalami kebingungan apakah dia laki-laki atau perempuan
3. Menyiapkan anak agar memahami fungsi dan peran yang berbeda antara laki laki dan perempuan dengan cara memberikan pendidikan fitrah seksualitas anak serta membekali mereka dengan pendidikan seks sejak dini.

Tips untuk Pendidikan seks pada anak sejak dini:
• Menanamkan rasa malu pada anak
• Menanamkan jiwa maskulinitas
pada anak laki-laki dan jiwa
feminitas pada anak perempuan
• Memisahkan tempat tidur mereka
• Mengenalkan waktu berkunjung
(meminta izin dalam 3 waktu)
• Mendidik menjaga kebersihan alat
kelamin
• Mengenalkan mahramnya
• Mendidik anak untuk menjaga
pandangan mata
• Mendidik anak agar tidak
melakukan ikhtilat
• Mendidik anak agara tidak
melakukan khalwat
• Mendidik etika berhias
mengenalkan ihtilam dan haid


Bagi para orang tua jagalah pergaulan anak-anak kita dengan teman-temannya, ajarkan adab berteman dengan laki-laki dan perempuan, ajarkan mana mahrom dan bukan mahrom.
Ayah bunda harus dekat dengan anak, selalu ada family time dan quality time dalam keluarga, sehingga jika anak laki-laki kita sudah besar menikah dengan seorang wanita yang karakternya mirip dengan ibunya, sedangkan untuk anak perempuan menikah dengan laki-laki yang karakternya mirip ayahnya.
Karena anak-anak kita mengidolakan ayah ibunya dan menjadikan keduanya panutan karena kedua orang tua selalu  mengajarkan anak-anak sesuai dengan pedoman kita sebagai muslim yaitu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Hadits.



#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar