Sabtu, 27 Januari 2018

Aliran Rasa Level 11

Sabtu, 27 Januari 2018/10 Jumadil Awal 1439H
Bismillaah....
      Tak terasa sudah memasuki level 11 di kelas BunSay.
Untuk materi kali ini kami di bagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang perkelompoknya.
Dan saya masuk kelompok 1, pas tahu kelompok 1 ada perasaan apa kami bisa ya memulai diskusi Tentang pentingnya Membangkitkan Fitrah Seksualitas Sejak Dini karena di antara kelompok lain kami memiliki waktu yang paling sedikit untuk membuat Resume presentasi.
Alhamdulillah bersama team yang solid walaupun kami berempat terpisah jarak hanya komunikasi lewat wa, membagi tugas masing2 anggota mulai dari mencari materi, buat resume presentasi, buat media edukasi, dan diskusi bersama untuk menjawab pertanyaan dari teman-teman saat diskusi di mulai akhirnya lancar juga.

Dari 10 hari berturut-turut diskusi 10 kelompok yang berbeda, Masya Allah semuanya bagus-bagus.
Mulai dari materi, media edukasi dan jawaban-jawaban dari pertanyaan selama diskusi berlangsung menambah pengetahuan dan referensi untuk saya dalam mendidik anak-anak saya khususnya menumbuhkan fitrah seksualitas mereka sejak dini agar kelak anak laki-laki saya menjadi laki-laki sejati dan anak perempuan saya menjadi perempuan sejati yang senantiasa bertakwa kepada Allah agar kami di karuniai keturunan yang sholeh dan sholehah seperti nabi Ibrohim 'alaihis sallam.
Tugas kami sebagai orang tua adalah menjadi teladan buat anak-anak, membangun kepercayaan mereka kepada kami, penuh kasih sayang dekat dengan anak-anak agar dapat mencapai tahapan-tahapan pendidikan fitrah seksualitas anak sampai mereka memasuki usia baligh.

Setelah T10, saya melanjutkan dengan menerapkan ilmu yang saya peroleh dalam diskusi tersebut ke anak-anak.
Ternyata ilmu yang saya dapatkan tersebut juga bermanfaat untuk orang lain, tepat sasaran di mana ada teman saya sewaktu kecil yang saat ini masuk dunia LGBT.
Peristiwa masa kecil yang membuatnya menyimpang dari fitrah seksualitas karena kurangnya kelekatan dengan orang tuanya dan pengaruh teman dan lingkungan yang buruk.
Kami saling menasehati agar teman saya bisa melindungi dirinya dari bahaya LGBT.
Beliaupun berusaha menolong teman-temannya yang ada di komunitas tersebut 
mengenai dampak negatif dari penyimpangan fitrah seksualitas, menyelamatkan mereka dari kematian akibat penyakit HIV/AIDS.

Semoga Allah Ta'ala melindungi anak-anak kita semua dari penyimpangan fitrah seksualitas. Aamiin

Jika ilmu kamu bermanfaat untuk keluargamu maka berbagilah ilmu tersebut kepada saudaramu, temanmu dan lingkunganmu agar merekapun merasakan manfaat yang sama.
Jangan biarkan ada anak yang menyimpang dari fitrah seksualitasnya, selamatkan mereka sejak dini.
Karena dalam mendidik tidak bisa sendiri, butuh bantuan orang lain.

Jumat, 19 Januari 2018

Hari#15, Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Sejak Dini

Jum'at, 19 Januari 2018/02 Jumadil Awal 1439H
Bismillaah....

BEKAL TAKWA DALAM MENDIDIK ANAK

Dimasa dewasa ini, banyak sekali teori pendidikan yang bisa didapatkan dan diterapkan. Namun tetap saja semua bergantung pada satu faktor yang pertama dan utama, yaitu taufiq dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itu, seorang mukmin yang yakin dengan ucapannya:

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

yang yakin bahwa semua yang ada harus dengan izin dan taufiq dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, pasti akan kembali menyandarkan pendidikan anak-anaknya kepada yang Maha Pemberi Petunjuk. Oleh karena itu, konsekuensinya adalah seorang muslim harus memperbaiki hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila Allah telah mencintai hambaNya, Allah akan memberikan keberkahan kepada hamba tersebut dan juga kepada anak-anaknya. Bagaimana jika dilihat kisah Nabi Ibrahim 'Alaihi wa Sallam yang Allah puji sebagai seorang yang shalih dan sebagai seorang umat yang demikian taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Allah berikan keberkahan amal shalih beliau, hubungan baik beliau dengan kebaikan pada anak keturunannya.
Oleh karena itu tidak ada jalan lain bagi orang tua yang menginginkan anaknya baik, kecuali memperbaiki hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu dengan semakin patuh kepada perintah Allah dan semakin menjauhi larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana Mendidik Anak Dalam Islam?

Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia mampu menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya tidak akan merasa nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik.

Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid

Pertanyaan:
Saya memohon nasehat Anda tentang bagaimana cara meningkatkan akhlaq dan cara mengasuh anak-anak saya agar memiliki akhlaq yang baik. Saya mendengar banyak nasehat dari para ulama bahwa anak-anak seharusnya tinggal dan belajar di bawah bimbingan ulama selama beberapa waktu agar bisa mempelajari akhlaq yang baik. Saat ini saya sangat khawatir terhadap akhlaq anak-anak saya karena kami tinggal di lingkungan yang buruk, dan akhlaq masyarakat di lingkungan kami sangat rendah, yang mana tidak menunjang peningkatan akhlaq yang baik. Saya belum lama masuk Islam, sehingga saya tidak memiliki ilmu yang cukup untuk meningkatkan akhlaq saya ataupun anak-anak saya. Mereka sangat suka menonton TV dan bergaul dengan kerabat-kerabat dan teman-teman yang menularkan akhlaq-akhlaq yang jelek. Sampai-sampai, meskipun kami selalu berupaya mengajari mereka akhlaq yang baik, namun contoh jelek dari masyarakat dan teman-temannya lebih berpengaruh kepada mereka. Saya bingung  apakah saya harus terus berusaha untuk tetap sabar dan mengingatkan mereka dengan lembut, atau saya harus bersikap keras untuk mengajari mereka akhlaq yang baik.

Jawaban:
Segala puji bagi Allah. Kami mengucapkan selamat kepada Anda untuk nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada Anda berupa hidayah untuk masuk Islam, dan kami memohon kepada Allah Ta’alaa agar meneguhkan kami dan Anda dalam mengikuti agama ini sampai kita bertemu dengan-Nya dalam keadaan Dia ridha kepada kita. Kami juga mengucapkan selamat kepada Anda kerena semangat Anda dalam memberikan anak-anak Anda pendidikan yang baik.
Kemudian jawaban dari pertanyaan Anda, kami menunjukkan beberapa hal penting dengan harapan dapat membantu Anda, dengan taufik Allah Ta’ala, untuk mencapai apa yang Anda inginkan.

Kami harus mengingatkan Anda bahwa, umumnya, akhlaq yang jelek itu sesuai dengan syahwat dan hawa nafsu seseorang, sehingga seorang anak akan melakukannya tanpa perlu disuruh atau susah-susah. Sebaliknya, akhlaq yang baik itu membutuhkan latihan bagi jiwa serta pengendalian dari syahwat, yang merusak dan merugikan jiwa. Akhlaq yang baik berarti mengikuti jalan yang bertentangan dengan hawa nafsu, sehingga merupakan suatu proses yang membutuhkan usaha dan perjuangan.

Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia mampu menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya tidak akan merasa nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik, dan jiwanya akan membenci apa pun yang bertentangan dengan akhlaq yang baik. Sehingga anak akan menerima akhlaq yang baik, dan mencintai akhlak tersebut.
Cinta tidak dapat ditanamkan dengan cara kekerasan; melainkan membutuhkan hal-hal berikut:

1. Kelembutan

Terdapat sejumlah hadits Nabi yang mengajarkan kita untuk menggunakan kelembutan saat berinteraksi dengan orang lain, seperti berikut:
“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
Muslim (2592) meriwayatkan dari Jarir bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Barangsiapa yang terhalangi dari kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan.’”
“Dari ‘Aisyah semoga Allah meridhai beliau bahwa dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika Allah ‘azza wa jalla menginginkan kebaikan bagi anggota rumah tangga, Dia akan memasukkan kelembutan kepada mereka’ (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (24427); yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jaami ‘as-Shaghir (303)).
Di antara tabiat anak-anak adalah mereka mencintai orang tua yang lemah lembut kepada mereka, membantu mereka, dan yang perhatian kepada mereka, sebisa mungkin tanpa teriak dan amarah; bahkan dengan penuh hikmah dan kesabaran. Anak usia dini membutuhkan hiburan dan permainan; sebagaimana juga usia dini adalah usia yang tepat untuk menanamkan adab-adab dan pendidikan yang baik. Oleh karena itu, orang tua harus mampu menyeimbangkan antara keduanya.

Saat anak-anak mencintai orang tua yang penuh kelembutan, maka cintanya ini akan memotivasi mereka dengan kuat untuk menaati orang tuanya. Sebaliknya, tidak adanya kelembutan pada orang tua, bahkan adanya kekerasan, akan menyebabkan anak menjauh, yang pada gilirannya akan menyebabkan keras kepala dan ketidaktaatan, atau menyebabkan ketakutan yang akan menumbuhkan sifat dusta dan tipu daya pada diri anak kepada orang tua.

2. Kelembutan tidak berarti meniadakan hukuman pada saat diperlukan.

Namun, perlu dicatat bahwa hukuman, ketika membesarkan anak-anak, harus digunakan secara bijak. Hukuman diterapkan saat kelembutan tidak lagi berpengaruh, dan ketika nasehat, perintah dan larangan telah diabaikan.

Kemudian, hukuman juga harus memberikan manfaat. Misalnya, Anda memiliki masalah pada kebiasaan anak-anak Anda menghabiskan waktu yang lama di depan televisi, maka Anda dapat membatasi program yang mereka tonton, yakni yang bermanfaat dan tidak membahayakan secara umum, dan bebas dari perkara mungkar sebisa mungkin. Jika mereka melampaui waktu tonton yang telah ditentukan, Anda dapat menghukum mereka dengan melarang mereka menonton televisi selama satu hari penuh. Suatu ketika mereka melanggar lagi, maka Anda dapat melarang mereka dari menonton televisi untuk jangka waktu yang lebih lama, sesuai dengan tujuan kebaikan yang hendak digapai dan manfaat dalam pendidikan adab dan budi pekerti.

3. Memberikan contoh yang baik.

Orang tua harus memiliki akhlaq yang baik terlebih dahulu, sebelum mengajari anaknya berakhlaq baik. Sebagai contoh, tidak tepat jika seorang ayah melarang anaknya merokok padahal dia sendiri merokok.
Salah seorang ulama mengatakan kepada guru anak-anaknya, “Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk mendidik keshalihan anak-anak saya adalah membuat diri Anda sendiri menjadi shalih. Karena kesalahan mereka adalah bentuk mencontoh dari kesalahan Anda; Hanya perbuatan baik saja yang harus Anda lakukan dan tinggalkanlah perbuatan yang jelek di hadapan mereka” (Tariikh Dimasyq, 38 / 271-272).

4. Menerapkan lingkungan yang baik.

Lingkungan yang baik adalah lingkungan di mana perbuatan baik dipuji dan pelakunya dimuliakan, sedangkan perbuatan buruk dan pelakunya dicela. Saat ini, lingkungan seperti ini sangat jarang kita temui. Namun, dengan usaha keras dan sungguh-sungguh secara fisik, psikologis dan finansial, insyaAllah kita mampu untuk membuatnya.
Misalnya, jika terdapat sebuah keluarga muslim yang tinggal di lingkungan di mana tidak ada keluarga muslim lainnya, keluarga ini harus berusaha keras untuk pindah ke lingkungan atau kota di mana terdapat banyak muslim, atau lingkungan di mana terdapat masjid atau pusat kegiatan Islam yang aktif dalam menjalankan program-program untuk anak-anak muslim.

Jika orang tua mampu mengeluarkan uang untuk pakaian bagus, makanan lezat, dan rumah yang nyaman, mereka juga harus bersedia mengeluarkan uangnya dalam usaha untuk memperoleh akhlaq yang baik, dengan mengharap pahala dari Allah Ta’alaa dengan hal tersebut.

5. Mendo'akan kebaikan untuk anak-anak

Berdo’a pada waktu-waktu mustajab, seperti saat sepertiga malam terakhir, saat sujud, dan pada hari Jumat. Perbanyaklah meminta kepada-Nya agar menjadikan anak-anak Anda menjadi anak-anak yang shalih dan agar membimbing mereka ke jalan yang lurus. Berdoa untuk kebaikan anak adalah salah satu ciri hamba Allah yang shalih.

Resume dari artikel di atas adalah bahwa dalam mendidik anak khususnya menumbuhkan fitrah seksualitas sejak dini yang paling utama adalah ketakwaan orang tua kepada Allah Ta'ala.
Ketakwaan menjadi bekal utama orang tua untuk mendidik anak sehingga mampu menjadi pendidik terbaik untuk anak-anaknya agar fitrahnya sebagai manusia yang akhlaqnya baik, aqidahnya lurus dan tidak menyimpang, jika anak laki-laki menjadi laki-laki sejati dan anak perempuan menjadi perempuan sejati.

Semoga kita menjadi orang tua yang bertakwa. Agar keturunan kita juga mendapatkan kebaikan, sebagaimana kisah nabi Ibrahim 'Alaihi wa Sallam yang Allah karuniakan anak-anak dan keturunan yang sholeh yang senantiasa bertakwa kepada Allah Ta'ala.
Bahkan Rasulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam manusia terbaik, suri tauladan kita adalah salah satu keturunan nabi Ibrahim 'Alaihi wa Sallam.
Aamiin.



Sumber:

Kamis, 18 Januari 2018

Hari#14, Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Sejak Dini

Kamis, 18 Januari 2018/01 Jumadil Awal 1439 H
Bismillaah....
      Penyimpangan seksual bukan hanya LGBT saja, tapi juga seks bebas.
Anak pertama saya laki-laki sebentar lagi usianya 7 tahun.
Dari sekarang sudah harus di ajarkan bagaimana bergaul antara anak laki-laki dan anak perempuan. Karena belum baligh dia punya teman anak perempuan kalau becanda suka tarik-tarikan tangan.

Sebentar lagi dia harus lebih dekat dengan abinya, saatnya abi mengajarkan pendidikan seksual di antaranya kalau Humeid sudah baligh jangan menyentuh tangan perempuan yang bukan mahram, saya sudah mulai menasehati kalau main sama teman perempuan jangan sentuh-sentuh ga boleh karena bukan mahrom....


Bila dari masa balighnya sudah bisa menjaga harga diri dan kehormatannya, insya Allah tidak akan ada anak-anak yang pacaran lalu melakukan seks bebas di luar nikah atau orang dewasa yang sudah menikah tapi berzinah.

Anak-anakku semoga Allah Ta'ala melindungi kalian dari perbuatan buruk dimanapun berada. Aamiin....

Untuk kita semua sebagai muslim dan warga negara Indonesia....
Kita ingin tinggal di negeri yang aman dan
damai, mendekati akhir zaman ini sering kita mendengar kasus-kasus penyimpangan seksual, hamil di luar nikah, Ibu yang membunuh bayinya, seks bebas, perzinahan, pembunuhan karena perselingkuhan, LGBT....

Panjatkanlah do'a kepada Allah Ta'ala di setiap sujud atau selesai sholat fardhu kita agar negeri tercinta ini di jauhkan dari azab, dijauhkan dari maksiat dan penduduknya di berikan hidayah dan kita yang tinggal di negeri tercinta ini merasa aman, damai dan tentram.
Lakukan perubahan kecil dengan mendidik anak sesuai fitrah seksualnya dari keluarga dulu, semoga bisa membuat perubahan bagi lingkungan sekitarnya. Aamiin.



#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Rabu, 17 Januari 2018

Hari#13, Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Sejak Dini

Rabu, 17 Januari 2018/28 Rabiul Akhir 1439 H
Bismillaah....
      Hari ini, saya lihat kuku Humeid pakai kutek (cat kuku) perempuan di pakein sama temannya anak perempuan usia 8 tahun kmarin waktu main di rumah temannya.
Di rumah teman mainnya emang anak perempuan yg 8 tahun itu, adiknya Alfie dan adiknya temannya laki-laki usia 2 tahun.

Tadi udah saya pesan jangan main cat kuku, itu mainan buat anak perempuan. Humeid mah laki-laki, dan saya juga udah pesan ke orang tua teman dan temannya yang perempuan kalau main cat kuku, Humeid jangan di pakein kalau adiknya Alfie boleh karena perempuan...

Hadits Rasulullah dari Ibnu Abbas Radhiallahu anhuma berkata: "Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki"
(HR. Bukhori).

Usia 6 tahun Humeid harus tegas berkata saya laki-laki, tidak boleh menyerupai perempuan.

PR buat saya, lebih ekstra lagi mengawasi anak-anak main. Jangan sampai kejadian lagi, anak laki-laki main mainan anak perempuan yang sifatnya feminim atau sebaliknya anak perempuan main mainan anak laki-laki yg sifatnya maskulin.

#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Selasa, 16 Januari 2018

Hari#12, Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Sejak Dini

Selasa, 16 Januari 2018/27 Rabiul Akhir 1439H
Bismillaah....
       Dari diskusi kelompok selama 10 hari membahas pentingnya menumbuhkan fitrah seksualitas anak sejak dini.
Anak pertama saya laki-laki usia 6 tahun dan perempuan usia 3 tahun....

Hari ini kami bermain bersama terutama abinya ya tadi main ninja-ninjaan...
Seru sekali, kami ingin di usia 3-6 tahun anak-anak dekat dengan kami.
Sedikit-sedikit kami masukkan pendidikan seksual ke mereka sesuai tahapan usianya. Di antaranya mempertegas gender mereka bahwa Humeid anak laki-laki seperti abi dan Alfie anak perempuan seperti bunda.

Tadi saya nanya Alfie yang usianya 3 tahun.
Alfie, mama mau tanya Alfie anak laki-laki atau perempuan? Di jawab perempuan.
Kalau anak perempuan pake apa?
Pake jilbab, pake gamis saya tambahkan pake anting, kalung dan gelang dari emas.

Humeid lagi asyik main mobil-mobilan, saya tanya Aa, kalau anak perempuan boleh ga main mobil-mobilan kayak Aa?
Di jawab, ga boleh anak perempuan mah main boneka dan adiknya Alfie emang suka main boneka.

Humeid sudah mulai belajar sholat 5 waktu di mushollah bersama abinya, persiapan usia 7 tahunnya yaitu mulai mengajarinya sholat berjama'ah di masjid atau mushollah.




#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Senin, 15 Januari 2018

Hari#11, Menumbuhkan Fitrah Seksual Anak Sejak Dini

Senin, 15 Januari 2018/26 Rabiul Akhir 1439H
Bismillaah....
     Hari ini masuk hari kesebelas T10, penerapan hasil diskusi kelompok selama 10 hari.

Semalam saya dapat kabar menyedihkan teman kecil dari sekolah SD sampai SMP bareng, dia share foto salah satu teman kami di grup wa alumnie SMP,
yang katanya pacaran sesama jenis (Gay).
Sedih dan miris sekali melihat foto itu.
Pada diskusi kemarin saya bertanya pada kelompok 10 tentang bagaimana sikap kita jika ada komunitas LGBT di sekitar kita.

Pertanyaan saya:
Seperti kita ketahui sekarang ini kaum LGBT sudah terang2an memperlihatkan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat bahkan mereka bangga dengan perbuatannya itu, kita tahu juga efek buruk keberadaan mereka pada generasi berikutnya sementara dari pemerintah tidak ada tindakan hukum.
Bagaimana cara kita bersikap jika di lingkungan kita ada komunitas LGBT?

Jawaban:
Menyikapi LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) tentu bukanlah perkara yang sederhana. Bahkan seorang manusia dengan iman dan amal luar biasa sekelas Nabi Luth yang Allah perintahkan untuk berdakwah di kalangan kaum Sodom pun merasakan dadanya amat sempit menghadapi kelakuan tak terpuji kaumnya tersebut.

Lalu, bagaimana sebaiknya menyikapi LGBT? Apakah sumpah serapah dan caci maki merupakan jawabannya? Tentu tidak! Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menyikapi LGBT:

1. Berhenti mencaci maki dan sumpah serapah terhadap LGBT!
Semakin kita melakukan caci maki dan sumpah serapah terhadap LGBT, semakinlah pelaku LGBT terposisikan menjadi korban. Dengan demikian, akan semakin banyak yang bersimpati pada mereka dan merasa perlu menyuarakan hak-hak mereka untuk mendapatkan persamaan dalam masyarakat.
Hentikan mencaci maki karena Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk mencaci maki siapapun! Bahkan dakwah yang Nabi Luth lakukan pada kaum Sodom pun bukan dengan cara mencaci maki atau sumpah serapah.

2. Ganti menyebar sumpah serapah dengan menyebarkan fakta-fakta mengenai bahaya LGBT!
Misalnya, menyebarkan info mengenai bahaya kesehatan orang yang melakukan gay dan lesbian. Info mengenai rusaknya psikologis dan tata hidup seseorang yang melakukan perbuatan gay dan lesbian, atau info cara mencegah perilaku gay dan lesbian untuk generasi muda.

3. Jika ada keluarga sendiri yang terkena LGBT, cari tahulah apa alasannya melakukan LGBT, jangan malah dikucilkan!
Mencari tahu penyebab merupakan bagian dari pengobatan. Penyebab seseorang menjadi LGBT itu ada banyak, jadi perlu benar-benar bersimpati untuk mencari tahu penyebab utamanya. Jika kita mengucilkannya sebagai pelaku LGBT, maka itu sama saja semakin mendorongnya untuk berteman dengan komunitas LGBT! Karena hanya sesama LGBT-lah yang bisa menerima kondisinya apa adanya, maka dengan demikian, hilanglah kesempatan kita berdakwah padanya.

4. Jadikan merebaknya isu LGBT sebagai pemicu diri sendiri untuk semakin semangat berdakwah di masyarakat, karena karakter dakwah memang tak pernah mudah
Manfaatkan isu LGBT yang makin meluas ini untuk mencari tahu apa itu LGBT, apa saja yang mereka lakukan, ciri-ciri, dan cara pengobatannya serta pencegahan, agar kita bisa menjadikannya sebagai ladang amal untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Ingat bahwa tugas kita bukanlah menghakimi, tugas kita hanyalah sebagai pemberi peringatan. Maka jangan sekali-kali beraksi seolah kita berhak menghakimi sekalipun seorang pelaku LGBT. Mereka adalah makhluk Allah yang berhak untuk mendapatkan siraman dakwah dan peringatan.

5. Bukalah diri untuk menjadi penyembuh, bukan penyebar kebencian!
Bisa jadi ada banyak pelaku LGBT yang ingin bertaubat, tapi karena sikap masyarakat dan para dai banyak yang membenci mereka dan tidak mau bersentuhan dengan mereka, sehingga jangankan bertaubat bahkan merasa menyesal pun tidak, mereka akan merasa lebih suci daripada seorang pendakwah yang bersikap buruk dan suka menyebar kebencian.

Demikianlah beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menyikapi LGBT, semoga Allah senantiasa membantu kita untuk menyebarkan cahaya Islam di tengah masyarakat yang semakin rusak ini.


Jawaban di atas saya kirim ke teman tersebut dan saya mengajaknya untuk selalu menunaikan sholat wajib 5 waktu karena dengan sholat kita bisa terhindar dari perbuatan maksiat dan mencari teman yang sholeh yang mengingatkan kita tentang dunia akherat.

Saya tambahkan poin 6, mendo'akan agar mereka mendapat hidayah, bertaubat dan kembali ke jalan yang benar kembali ke fitrahnya sebagai laki-laki.

Teman saya ini mempunyai profesi perias pengantin (MUA) dan perias ini biasanya waria, nah temanku itu masuk komunitas waria dan ternyata di dalamnya ada LGBT. 

Alhamdulillah dia masih bisa menjaga dirinya di tengah-tengah komunitasnya itu dan dia salah satu orang yg memberikan pendidikan seksual ke teman-temannya untuk menjauhi penyimpangan LGBT sebulan sekali dia melakukan tes apakah teman-temannya terkena HIV dan mengingatkan mereka tentang bahaya penyakit kelamin menular, dia sedih melihat teman-teman seprofesinya kena penyakit HIV/AIDS rata-rata mereka meninggal di usia 17 sampai 20 tahun.
Masih sangat muda ya, teman saya sekarang berusia 32 tahun.

Berat sekali hidupnya, dulu waktu kecil dia anak laki-laki yang sangat feminim temannya lebih banyak perempuan di antaranya saya, jika main dengan anak laki-laki dia sering di bully di juluki "Bencong" , saat masih SD dia selalu marah jika ada yang mengatakan kata tersebut, setelah SMP mungkin dia sudah kebal dengan julukan itu dan akhirnya seperti mengakui karena memang orang di sekitarnya selalu menghinanya kecuali teman-teman perempuan.

Bahkan dialah yang buat grup alumnie SMP yang anggotanya perempuan semua  yang sekarang sudah menjadi ibu semua,  kecuali dia satu-satunya lelaki jadi admin grup. Karena emang dari kecil dia lebih nyaman main dengan anak perempuan, saya sendiri tidak tahu bagaimana orang tuanya memberikan pengasuhan khususnya pendidikan seksual padanya. Yang saya tahu ayah dan ibunya berprofesi sebagai perias pengantin dan usaha ini di wariskan padanya dan memang lingkungannya yang membuat dia masuk komunitas LGBT.
Lepas SMP saya dan dia tidak bertemu lagi, kita masing-masing.

Takdir Allah dia mencari no Hp teman-teman kecilnya dulu dan pas di saat saya ikut perkuliahan Ibu Profesional materi 11, tentang pentingnya menumbuhkan fitrah seksual anak sejak dini. Kenapa perlu karena memang kenyataan di masyarakat ada manusia-manusia yang menyimpang dari fitrah seksualnya. 

Allah menciptakan manusia hanya dua yaitu laki-laki sejati dan perempuan sejati.
Menulis inipun saya menangis,
Sahabatku....
Semoga Allah Ta'ala melindungimu dimanapun berada dan kembali ke fitrahmu, do'aku dan teman-teman yang lain semoga dirimu cepat menikah dengan seorang wanita yang sholehah, pengertian dan cantik. Aamiin.

Tadi sore saya putar video nyanyian anak sholeh dan anak sholehah media edukasi dari kelompok 10 untuk anak-anak saya.



Semoga Allah Ta'ala melindungi anak-anak kita dari penyimpangan seksualitas.
Aamiin.





#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Minggu, 14 Januari 2018

Hari#10, Resume Diskusi Kelompok 10

Ahad, 15 Januari 2018/26 Rabiul Awal 1439 H
Bismillaah....
       Hari ini diskusi dari kelompok 10 dengan tema "Penguatan Identitas Gender dalan Upaya Pecegahan LGBT”.
Review materi kelompok 10:

Media Edukasi:



Diskusi di kelas:
Kelompok 10
Sebelumnya akan kami share kembali materi diskusi kita malam ini..
Selamat pagi bunda sayang bekasi.
Alhamdulillah hari ini adalah kelompok kami yang bertugas mempresentasikan hasil diskusi kami.
Sembari menikmati waktu berkumpul dengan keluarga, perkenankan kami kelompok 10 untuk mempresentasikan hasil diskusi kami.

Al-A’raaf : 80-84
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya).
(Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya,
‘Mengapa kalian mengerjakan perbuatan keji itu,
yang belum pernah dikerjakan
oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian?
Sesunggguhnya kalian mendatangi laki-laki
untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka),
bukan kepada wanita,
kalian adalah kaum yang melampaui batas.’

Kaumnya tidak lain hanya mengatakan,
‘Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kota ini;
sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri.'
’Kemudian Kami selamatkan dia
dan pengikut-pengikutnya
kecuali istrinya;
dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu);
maka perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang berdosa itu.”

Sebuah renungan tentang peringatan Allah tentang kaum Nabi Luth. Yang kini mulai tumbuh di bumi Indonesia, di tengah anak-anak yang kita cintai tumbuh. Yang mulai berusaha mendapat pengakuan. (Semoga kita dan anak keturunan kita selalu dalam lindungan Allah dari segala macam penyimpangan.

Dan berikut merupakan hasil diskusi kami mengenai.
“Penguatan Identitas Gender dalan Upaya Pecegahan LGBT”.
Selamat menikmati dan berdiskusi.

Pertanyaan:
Siti Sadiah Kelompok 1 :
1. Seperti kita ketahui sekarang ini kaum LGBT sudah terang2an memperlihatkan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat bahkan mereka bangga dengan perbuatannya itu, kita tahu juga efek buruk keberadaan mereka pada generasi berikutnya sementara dari pemerintah tidak ada tindakan hukum.
Bagaimana cara kita bersikap jika di lingkungan kita ada komunitas LGBT?

Jawaban:
Menyikapi LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) tentu bukanlah perkara yang sederhana. Bahkan seorang manusia dengan iman dan amal luar biasa sekelas Nabi Luth yang Allah perintahkan untuk berdakwah di kalangan kaum Sodom pun merasakan dadanya amat sempit menghadapi kelakuan tak terpuji kaumnya tersebut.

Lalu, bagaimana sebaiknya menyikapi LGBT? Apakah sumpah serapah dan caci maki merupakan jawabannya? Tentu tidak! Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menyikapi LGBT:

1. Berhenti mencaci maki dan sumpah serapah terhadap LGBT!
Semakin kita melakukan caci maki dan sumpah serapah terhadap LGBT, semakinlah pelaku LGBT terposisikan menjadi korban. Dengan demikian, akan semakin banyak yang bersimpati pada mereka dan merasa perlu menyuarakan hak-hak mereka untuk mendapatkan persamaan dalam masyarakat.
Hentikan mencaci maki karena Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk mencaci maki siapapun! Bahkan dakwah yang Nabi Luth lakukan pada kaum Sodom pun bukan dengan cara mencaci maki atau sumpah serapah.

2. Ganti menyebar sumpah serapah dengan menyebarkan fakta-fakta mengenai bahaya LGBT!
Misalnya, menyebarkan info mengenai bahaya kesehatan orang yang melakukan gay dan lesbian. Info mengenai rusaknya psikologis dan tata hidup seseorang yang melakukan perbuatan gay dan lesbian, atau info cara mencegah perilaku gay dan lesbian untuk generasi muda.

3. Jika ada keluarga sendiri yang terkena LGBT, cari tahulah apa alasannya melakukan LGBT, jangan malah dikucilkan!
Mencari tahu penyebab merupakan bagian dari pengobatan. Penyebab seseorang menjadi LGBT itu ada banyak, jadi perlu benar-benar bersimpati untuk mencari tahu penyebab utamanya. Jika kita mengucilkannya sebagai pelaku LGBT, maka itu sama saja semakin mendorongnya untuk berteman dengan komunitas LGBT! Karena hanya sesama LGBT-lah yang bisa menerima kondisinya apa adanya, maka dengan demikian, hilanglah kesempatan kita berdakwah padanya.

4. Jadikan merebaknya isu LGBT sebagai pemicu diri sendiri untuk semakin semangat berdakwah di masyarakat, karena karakter dakwah memang tak pernah mudah
Manfaatkan isu LGBT yang makin meluas ini untuk mencari tahu apa itu LGBT, apa saja yang mereka lakukan, ciri-ciri, dan cara pengobatannya serta pencegahan, agar kita bisa menjadikannya sebagai ladang amal untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Ingat bahwa tugas kita bukanlah menghakimi, tugas kita hanyalah sebagai pemberi peringatan. Maka jangan sekali-kali beraksi seolah kita berhak menghakimi sekalipun seorang pelaku LGBT. Mereka adalah makhluk Allah yang berhak untuk mendapatkan siraman dakwah dan peringatan.

5. Bukalah diri untuk menjadi penyembuh, bukan penyebar kebencian!
Bisa jadi ada banyak pelaku LGBT yang ingin bertaubat, tapi karena sikap masyarakat dan para dai banyak yang membenci mereka dan tidak mau bersentuhan dengan mereka, sehingga jangankan bertaubat bahkan merasa menyesal pun tidak, mereka akan merasa lebih suci daripada seorang pendakwah yang bersikap buruk dan suka menyebar kebencian.
Demikianlah beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menyikapi LGBT, semoga Allah senantiasa membantu kita untuk menyebarkan cahaya Islam di tengah masyarakat yang semakin rusak ini.

2. Tadi ada pembahasan biseksual...
Ada laki2 yg mempunyai istri agar dia di anggap normal, tapi ternyata suami ini juga seorang gay. Jika ada kasus istri ingin cerai dari suaminya karena suaminya gay dan memiliki anak, apa yg sebaiknya di lakukan ibu ini dalam mndidik anak2nya dan bagaimana jika anak2nya tahu ayah mereka seorang gay dan keluarga ini pasti terluka dengan penyimpangan seksual yg di lakukan ayahnya?

Jawaban:
1. Kalau istri mengetahui suami seorang biseksual,     mungkin istri sebagai orang yang terdekat bisa berusaha mempertahankan pernikahan dulu dan berusaha mengobati sang suami, bisa dengan minta pertolongan dan pendampingan pada psikolog dan ustadz.
Tentu saja tidak lupa sang istri selalu berdoa memohon pertolongan pada Allah untuk kesembuhan suami. Bagaimanapun akan ada efek yang tidak baik baik psikologis anak yang kehilangan sosok seorang ayah.
Mengingat merek sudah memiliki anak, menunjukkan kalau suami tersebut mampu melakukan hubungan suami istri.

2. Jika sang istri ingin bercerai sebaiknya istri menutup aib suami dan tidak mengatakan bahwa ayah mereka gay di hadapan anak-anaknya setidaknya sampai anak-anak mereka menikah. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tetap bisa bersikap hormat dan menghargai ayahnya. Setelah anak-anak menikah,silakan saja membuka forum dan mengemukakan sebab-sebab terjadinya perceraian antara orangtuanya.

3. Jika ternyata akhirnya anaknya mengetahui, Ibu dapat menjadikan bahan pembelajaran bagi anak, selain bahwa orang tua tentunya bisa berbuat salah, namun hal ini justru  dapat dijadikan ladang amal anak anaknya untuk dapat mengembalikan sang ayah kepada fitrahnya.

Virni kelompok 7:
Bagaimana cara kita menjelaskan ttg LGBT jika ada kasus anak pr nembak anak pr di SD keponkan saya?

Jawaban:
Mba Virni,
Peran Guru wali kelas, Guru BP, orang tua, dan orang dewasa di lingkungan sekitar sangat dibutuhkan:

1. Sebagai orang yang paham dan mengerti kita harus terus giat menjelaskan bahwa ketertarikan itu sejatinya antara lawan jenis, bukan dengan sesama jenis, jelaskan tentang larangannya, akibatnya,  dengan bahasa yg dapat diterima usia anak tersebut. Juga harus diberikan penjelasan bahwa interaksi dengan lawan jenis pun ada adab dan batasannya.

2. Berusaha memisahkan antara kedua anak yang menembak dan ditembak tersebut, misal pindah kelas.

3. Melaporkan kepada kedua orang tuanya agar dapat mewaspadai gejala LGBT pada anak mereka sehingga di lingkungan luar sekolah juga terdapat pengawasan

4. Sekolah tidak berhenti mensosialisasikan bahaya LGBT jika terjadi di lingkungan sekolah mereka, salah satunya dengan adanya poster2, penyuluhan berkala, undangan seminar dr LSM atau Depkes bagi anak dan ortu murid.

5. Sebagai teman:bantu menyampaikan kepada temannya bahwa hal tersebut salah dengan dibekali terlebih dahulu pemahaman tersebut dari kita, sehingga anak memiliki pertahanan yang kuat saat temannya melawan.

6. Jika diperlukan, perlu minta pertolongan ahli (psikolog) untuk mengobservasi anak yg "menembak" agar jika terjadi penyimpangan bisa segera teratasi.

Lina kelompok 3:
1. Pada materi disebutkan bahwa sebab pembelokan orientasi seksualitas itu karena over protective, maksud over  protectivenya dalam hal apa? Apa krna tidak membolehkan anak laki2 bermain dg anak perempuan?

Jawaban:
Over protective disini maksudnya adalah perlindungan yg berlebihan. Mis : anak laki-laki terlalu dimanja atau dilindungi sehingga membunuh karakter kelelakiannya. Waspadalah terhadap pemicu ini,karena biasanya terjadi pada anak bungsu,tunggal,satu-satunya jenis kelamin dalam keluarga atau anak yg di"istimewa kan" dlm sebuah keluarga dengan banyak alasan (mis : paling ganteng atau paling cerdas).

2. Ada curhatan beberapa ibu dari anak2nya yg masih SD katanya anaknya minta izin pacaran, si ibu2 tersebut bingung jika diizinkan salah, tdk diizinkan takutnya berani dibelakang ibunya. Bagaimana menyikapi hal tersebut?

Jawaban:
1. Langkah pertama dekati seperti layaknya sahabat..dan bersahabat juga dengan teman-teman sang anak dan orang tuanya, hal ini bertujuan untuk memahami cara berpikir anak, pengaruh lingkungan,sehingga tau langkah apa yang harus diambil dan apa yang harus diwaspadai dengan menggandeng para orang tua agar memiliki visi yg sama.

2. Masukkan ke dalam lingkungan yang mendukung pergaulan yang sehat, menanamkan bahwa pacaran itu haram menurut agama namun lingkungan sekitar juga mempraktekkannya.

3. Tak ada salahnya orang tua mengatakan bahwa pacaran itu bukan hal yang baik, arahkan ke kegiatan positif, buat si anak sibuk sehingga waktunya tidak banyak untuk melamun hal-hal yang menjurus ke arah pacaran

4. Orang tua harus selalu memantau lingkungan anak baik sepengetahuan anak (biasanya memancing anak bercerita saat diperjalanan mengantar jemput sekolah,saat makan  bersama, atau saat family time) gali ketertarikannya apa, memantau tanpa sepengetahuannya adalah dengan selalu berkomunikasi dengan guru di sekolahnya, dan sesekali melihat dari jauh sang anak.

5. Membatasi anak melihat tontonan yang sekarang banyak tidak sesuai usia. Kalaupun harus menonton televisi, mohon untuk mendampingi dan memiihkan acara yang sesuai usia dan baik untuk perkembangan anak.

6. Libatkan selalu Allah dalam setiap langkah kita mendidik anak, bawa selalu dalam doa agar anak-anak kita tidak terjerumus ke dalam gaya hidup yang bebas.
Terima kasih jawabannya lengkap

Tanggapan:
Anak2 sekarang yg sudah punya hp sendiri biasanya tidak mau klo orang tuanya ingin lihat2 isi hp nya (maksudnya untuk memantau dg siapa dia berteman, apa saja yg ia lakukan dg hp nya)
Bagaimana jika sprti itu?

Jawaban:
Mbak Lina...terima kasih tanggapan dari jawaban tim 10...berikut kami coba jawab terkait pertanyaan MbaLina di atas yaa..
Sebenernya hal yang pertama memang usahakan kita sebagai oang tua bersikap fleksibel kapan menjadi tegas dan kapan bisa diajak bicara layaknya teman.

1. Menjadi sahabat sang anak  dan terbuka dengan teman2nya sang anak akan membantu  membuat anak lebih terbuka...

2.Kemudian juga seperti halnya pada jawaban di poin 4 sebelumnya
Kita tetap harus memantau lingkungan anak kita sepengetahuan si anak ataupun tidak. 
Seperi misalnya di bawah ini:
1. Setting restricted mode di aplikasi youtube jika ada atau parenting control di gadgetnya.
2. Cek berkala saat anak tidur histroy chat, call, browser, dan aktivitas di socmed
3. Ingatkan selalu bahaya socmed yg bermula dr hp dengan menunjukkan video2 viral yg tujuannya preventif.
4. Berikan aturan ketat terkait gadget time.

     
Hasil dari diskusi malam ini tentang Penguatan Identitas Gender dalan Upaya Pecegahan LGBT adalah melalui pendidikan seksualitas yang di ajarkan oleh ayah ibu mulai dari usia 0 sampai 14 tahun yang sesuai dengan tahapan-tahapan usia anak-anak, di mana setelah usia 15 tahun anak-anak harus tahu fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati.

Tantangan terkait gender adalah penyimpangan orientasi seksual. Orientasi seksual adalah kecenderungan atau ketertarikan secara emosional dan seksual kepada jenis kelamin tertentu.

Orientasi seksual ini dibagi dalam 3 macam yaitu
1. Same Sex Attraction (SSA) atau homoseksual yaitu Ketertarikan dengan sesama jenis
2. Biseksual yaitu Ketertarikan dengan sesama jenis dan lawan jenis
3. Heteroseksual yaitu Ketertarikan kepada lawan jenis dan ini sesuai dengan fitrah manusia.
Fitrahnya manusia adalah heterokseksual.

Penyebab-penyebab pembelokan seksual adalah trauma jiwa, over protective dan salah panutan .
Seperti kita ketahui sekarang iniekarang kaum LGBT sudah menampakkan dirinya di tengah-tengah masyarakat, sementara tidak ada tindakan hukum dari pemerintah. LGBT membawa banyak dampak negatif bagi kesehatan, sosial, pendidikan dan Keamanan karena bisa merusak peradaban manusia.

Mengingat banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari kasus LGBT sikap kita adalah
- Berhenti mencaci-maki dan sumpah serapah terhadap LGBT
- Menyebarkan tentang bahaya LGBT
- Jika ada keluarga terkena LGBT jangan dijauhi, tetapi mencari tahu penyebabnya, cara pengobatannya dan pencegahannya
- Jadikan merebaknya isu LGBT sebagai penyemangat untuk berdakwah di masyarakat
- Bukalah diri untuk menjadi penyembuh bukan menjadi penyebar kebencian.
Rangkul mereka supaya tidak merasa di kucilkan oleh masyarakat, kita nasehati agar kembali ke fitrahnya masing-masing
- Do'akan mereka agar mendapatkan hidayah Allah Ta'ala.

Semoga Allah Ta'ala melindungi anak-anak kita dari penyimpangan seksualitas. 
Aamiin.



#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Sabtu, 13 Januari 2018

Hari#9, Resume Diskusi Kelompok 9

Sabtu, 13 Januari 2018/25 Rabiul Akhir 1439 H
Bismillaah....
      Hari ini diskusi dari kelompok 8 dengan tema Bagaimana Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak Bagi Orang Tua Tunggal
Review materi kelompok 9:

Media Edukasi:

Diskusi di kelas:
Sally Dewi
Orangtua sejati Adalah mereka yang menginginkan kebahagiaan anak-anaknya lebih dari apapun di muka bumi ini. Bukankah anak kita adalah alasan terbesar dan terpenting mengapa kita ada dimuka bumi ini?

Lihatlah wajah teduh anak-anak kita ketika mereka terlelap, beberapa tahun ke depan wajah-wajah itu akan berubah menjadi wajah orang dewasa yang setara dengan kita. Lalu kita tidak punya kesempatan lagi memperbaiki karakter yang sudah terbentuk, apalagi menyempurnakan akhlak mereka. 
Sudah pantaskah kita menjadi orangtua? 


Sebagai bahan intropeksi diri, kita saksikan terlebih dahulu video di bawah ini:


Lalu, ketika akhir-akhir ini penyimpangan demi penyimpangan semakin merajelela.
Kakak kandung mensodomi adiknya, adik kakak yang memperagakan adegan dewasa tanpa busana, seorang ayah yang memiliki pacar laki-laki, seorang ibu yang takut untuk memiliki anak dan masih begitu banyak penyimpangan-penyimpangan yang beragam rupanya.

Kita marah ! Tetapi apa yang sudah kita perbuat untuk menyelamatkan generasi ini ?路‍♀
Ketika bertemu dengan laki-laki yang berjalan berlenggak lenggok dengan gemulainya? Apa kita bisa secara tegas menegurnya?
Ketika melihat perempuan yang maskulinnya melebihi laki-laki. Apa kita juga bisa menegurnya?
Kemudian kembali ke rumah bertemu dengan anak-anak.

Ada anak yang akan melewati masa pubernya tetapi kita enggan mengajarinya.
KIta tahu batasan aurat untuk anak laki-laki dan perempuan tetapi membiarkan mereka leluasa melihat aurat kakak atau adiknya.

Padahal ilmu tentang Fitrah Seksualitas sudah 'melotok' di otak, tetapi kita para orangtua yang enggan mengajarinya.

Apa yang bisa kita jawab nanti ketika Allah bertanya tentang amanah-amanahnya..?
Seberapa banyak kesalahan-kesalahan kita terhadap anak-anak kita.

Bisakah kita tuliskan, cukup 3 saja..
1.
2.
3.
Menemani teman-teman merenung dan menuliskannya.
Ungkapan hati IBU

Mba Ristika 
Nah, 3 kesalahan saya yg sering dilakukan:
1. Msh suka memaksa anak menghabiskan makanannya
2. Msh sering menidurkan bayi lg saat subuh, krn sibuk menyiapkan kakak2nya ke sekolah.
3. Msh sering berteriak jika anak2 manjat-manjat teralis jendela atau lari2an keluar masuk rumah

Ruyanti 
Anak saya mau belajar toilet training, tetapi saya yang kurang sabar.
Suka berceceran pipis di lantai kemudian saya memakai kan nya diapers lagi.
Padahal dalam toilet training selain mengajarkan kemandirian, saya juga bisa mengajarkan fitrah seksualitas nya.
Saya sudah tau tetapi..
Ah.. susah di ungkapkan. 

Mba Arfianti 李
itu repotnya ampun2an mba. Capek badan tapi harus tetap berpikir secara waras. Saya aja baru 1 lg siap2 yg ke 2.....masih jauh ilmunya dibanding mbasaya mah apalah

Mba Nucky 
Materinya bikin mewek "mama, kenapa mama kok perginya tiap hari, pengen kayak mama waktu itu libur terus di rumah" #balada ibu rumah tangga yg aktif mengajar lagi d skolah

Pertanyaan:
Rahma
Terkait statement "Ketika bertemu dengan laki-laki yang berjalan berlenggak lenggok. Apakah kita bisa secara tegas menegurnya?"
Ada tips-tips dari kelompok 9 gimana cara negur nya?
Klo saya biasanya lebih cenderung memproteksi ke anak. Gak berani negur langsung  malah kadang klo ngamen gak dikasih aja galakan dia 

*Tanggapan*
Ketika saya duduk di bangku SMA saya pernah merasakan kejadian yang kurang menyenangkan dg waria. Jilbab saya di jambak dari belakang sampai rambut saya pun terlihat.
Entah apa yang di pikirkan waria itu sampai tidak begitu suka nya dengan saya.
Kejadian itu membuat saya tidak berani lagi ketika bertemu, sama seperti yang mba Rahma katakan.

Di sisi lain, ada waria juga sbg penata rias. Ia bercerita mengapa ia bisa seperti itu..
Ketika kecil ia merasa dirinya lebih dominan ke sifat perempuan, ia lebih suka mainan perempuan, berpakaian perempuan. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk berubah menjadi perempuan. Keputusan nya membuat keluarga nya kecewa yang berkepanjangan. Sampai akhirnya mengikhlaskan.
Ia pun tau, itu dosa besar menyebabkan penyakit parah. Tetapi ia tetap melakukan.
Beberapa tahun lalu, saya masih bisa melihat ia sbg laki-laki ketika ia sholat ied.
Entah sekarang..

Suatu yang disampaikan dari hati, bisa sampai ke hati juga.
Hanya kemauan dari diri sendiri yang bisa merubah dan pertolongan Allah.

Santi-kelompk 10
Untuk anak yg orangtuanya lengkap,namun salah satu orgtua nya sakit berkepanjangan (menahun) sehingga anak tsb dan ibunya hrs berjuang mengurus sang ayah dan juga untuk sekolahnya. Ditengah keruwetan masalah tsb tumbuhlah si anak tanpa sosok ayah secara utuh sehingga anak melarikan segala permasalahannya pada gadget. Adakah solusi dari masalah ini mba?

Tanggapan :
Terima kasih untuk pertanyaan nya mba Santi. Untuk masa sekarang ini target bukan hanya masalah keluarga yg kurang lengkap.
Bagi keluarga yg lengkap dan harmonis pun, gadget menjadi salah satu masalah terbesar.

Anak balita yang sudah pintar memainkan gadget  tanpa orangtua nya. Orangtua pun ada yang memberikan gadget  agar anak anteng, banyak sekali masalah terkait gadget.

Solusi yang bisa di lakukan, KPK (Kehangatan, Perhatian dan Komunikasi)
Keluarga terdekat dan lingkungan juga sangat berpengaruh.
Jadi bisa diusahakan si anak mempunyai lingkungan yang mendukung dia dalam membangun fitrahnya.

Sang ibu pun diusahakan umtuk manajemen waktu dibantu dengan keluarga terdekatnya.
Ada batasan dalam menggunakan gadget terutama waktu dan yg di lihat anak sudah di seleksi orang tua.

si anak sudah terlanjur menjauh dan tidak dekat dgn ibunya mba.
Banyak yaa kasus seperti ini.

Kalau menurut mba santi sendiri bagaimana? 

Mungkin bisa dicoba sang ibu berdialog dgn anaknya sehingga aliran rasa anaknya bisa tersampaikan....

Kalo menurut saya si ibu perbaiki dl hubnya dengan si anak... Dekati orang2 yg dekat dgn si anak.. Komunikasi lebih intens
Bisa dimulai diajak jalan berdua...
We time dgn si anak 

Kelekatan bisa terjadi, ketika komunikasi berjalan baik.

Setuju mba..
berarti ibunya hrs berlatih mendekatkan dirinya pada si anak ya mba 
Emak... Emak kadang meributkan "me time" tapi melupakan "Us time"
Menurut saya iya mba... Harus ada effort dr si ibu untuk memperbaiki hub dgn si anak apapun kendalanya agar fitrah si anak terjaga dan berkembang dengan baik untuk kedepannya...
Atau ada tanggapan dari bunda2 solcan lainnya 

Tanggapan:
- Pondasi agamanya di kuatkan, berbuat baik pada orang tua, walaupun ayah tidak bisa mendidiknya anak tetap menghormati ayah dan menyayanginya karena ayah, kamu bisa ada di dunia. Dan Allah ciptakan
Kamu pasti ada tujuannya karena kamu adalah manusia pilihan.

- Carilah sosok keayahan yg bisa di tiru oleh anak, sehingga ia merasakan kasih sayang ayah yg bisa di dapatnya dari orang lain misal paman, kakek atau gurunya karena kondisi  ayahnya yg sakit tidak memungkinkan mndidik anaknya.

-Saya suka kalimat bahwa:
Adanya rasa pengakuan dan penerimaan bahwa kehidupan kita dan anak-anak tidak selamanya ideal.

Seperti pembahasan innerchild oleh Pak Asep Haerul Gani, menyembuhkan duka dengan melihat atau mendengarkan cerita atau kehidupan orang lain.
Ajak aja anaknya melihat orang yg kehidupannya lebih berat di bandingkan dia, misal mengunjungi panti asuhan anak yatim piatu atau anak yatim atau anak2 yg lahir cacat...

Insya Allah anak kita akan merasa bersyukur masih punya tubuh sempurna dan orang tua yg lengkap walaupun ayahnya sakit, setidaknya ia masih bisa melihat wajah ayahnya

Contoh terbaik pengasuhan pengganti ayah dan ibu sebetulnya  sudah ada pada diri junjungan kita Rasulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam


Wanita yg berperan dlm tahapan 0-15 thn Rasul : 
*bunda Aminah* :
di usia 6 thn mengajak Muhammad saw ke makam ayahnya. 
*Hikmah* :
pentingnya nasab ayah diperkenalkan ke anak ketika anak hidup hanya dengan ibunya. Di madinah banyak kerabat abdulllah dari sisi perempuan (klrg nenek). Nasab adalah sesuatu yg istimewa.

*Tsuwaibah* : sempat menyusui Nabi sebentar.

*Halimah* : Halimah mengisi usia emas Nabi (0-5thn).
Halimah adalah perempuan beriman. Jarak dusun halimah sekitar 100km, sang Nabi yg masih bayi merah dibawa jauh demi sebuah rencana besar. Aminah menyerahkan dengan keridhoan anaknya kpd Halimah, walau jauh, karena Mekkah tidak layak untuk pertumbuhan Muhammad kecil. Banyak hal di mekkah yg hrs dihindari dia di usia emas Nabi.
Pesan : jika di usia emas seorang anak harus diasuh oleh org lain, pilihlah lingkungan terbaik utk mereka.

*Syaima (kakak sepersusuan)*:
Syaima sebagai kakak tertua adalah role model #jadikan anak pertama rolemodel ,karena akan jd teladan.

*Ummu Aiman (pembantu)* :
Ada konsep pembantu dlm islam, tidak main", Rasul menyebut ummu aiman sebagai "dia ibuku setelah ibu"
Tersadarkan bahwa dlm islam, banyak pihak yg mendidik anak, termasuk pembantu. Ummu aiman tampil sbg pembantu luar biasa, sehingga Nabi dengan bangga menyebutkan bahwa ummu aiman adalah ibuku setelah ibu.
Padahal image "anak pembantu" adalah buruk, tapi Nabi dengan bangga menyebut ummu aiman sebagai ibunya, karena istimewanya kualitas "peran pembantu* ummu aiman. Kemudian Nabi pun menyatakan ketika ummu aiman harus menikah lagi, "yang mau menikah dengan wanita ahli surga nikahilah ummu aiman".
#khodimat ideal : sebagai ibu dan ahli surga

* Fatimah binti asad (istri abu tholib), wanita beriman.
Kata Nabi : ummi ba'dal ummi. Di usia 8-15 tahun didikan Nabi ada di bawah Fatimah binti asad. Nabi tersedu ketika memakamkan Fatimah binti asad.

Pria yg berperan dlm pengasuhan Nabi : 
* Suami Halimah
Menjadi pengganti ayah. Perlu tokoh pengganti ayah (sekalipun single parent dan tidak menikah lagi)

* Kakek "Abdul Mutholib "
Bukan sembarang kakek. Pemimpin di mekkah. Allah menitipkan pengasuhan 6-8 thn kepada Abdul Muthollib. Dia mengajarkan kebesaran dan kepemimpinan pada Muhammad kecil. #leadership utk usia 6-8 thn.
Bagaimana mengajarkannya ? Abdul muthollib memiliki kursi kebesaran disamping makkah, tdk ada yg berani mendudukinya,bahkan anak"nya sekalipun.
Tapi ketika Muhammad kecil naik ke kursi tsb, dikatakan : jika untuk anak yang ini biarkan, karena kelak dia akan jadi pemimpin besar.
#seni mjd nenek kakek mengajarkan leadership. Nabi saw calon orang besar, maka sejak kecil diisiapkan sebagai org besar. #renungan utk usia 6-8thn anak kita

* Abu Thalib, mengajarkan life skill berdagang ke Nabi saw kecil. Berdagang ke Syam di usia kecil. Perjalanan 2000km, perjalanan lama yang diisi dengan berinteraksi dengan para pedagang, "ngasah kuping" dengan cara mendengarkan obrolan para pedagang (harga,kualitas barang dll).
Aplikasi parenting nabawiyah amatlah mudah :). 

Rasa syukur lah yang membuat diri tenang.
Masyaa Allah..kadang sibuk mencari ilmu parenting dr sumber yg lain...lalu lupa bahwa sumber utama sudah ada dalam sunnahnya Rasul Salallaahu 'alayhi wasallaam
Makasih Tim9 sudah mengingatkan kembali.
Wassalaamu'alaykum 

Hasil diskusi dari kelompok 9 tentang bagaimana menumbuhkan fitrah seksualitas anak bagi orang tua tunggal :
●Bagi single mom, Carilah figur laki-laki dewasa untuk anak kita
dan akadkan anak-anak kita pada sosok tersebut. Begitupun sebaliknya.
●Ibu atau ayah bisa menjadi role model bagi maskulinitas dan feminimitas yang bisa ditiru oleh anak-anak kita.
●Adanya rasa pengakuan dan penerimaan bahwa kehidupan kita
dan anak-anak tidak ideal.
● KPK( Kehangatan, Perhatian, dan Komunikasi )
● Ikatan antara sang ibu dan buah hati terjalin sejak dalam masa kandungan hingga anak-anak bertumbuh kembang, dengan berbekal ilmu
● Fitrah, setiap anak dilahirkan adalah fitrah atau suci. Pastikan sikap yang orang tua lakukan dan yang anak-anak tiru adalah perilaku yang baik.
● Orang Tua, Idola Anak
● Kekosongan salah satu sosok orang tua dalam keluarga, mesti di isi atau dilengkapi oleh yang lainnya. Bukan bermaksud menggantikan, tetapi mengkomunikasikan tentang pribadi ayah
atau ibu agar terbentuk karakter orang tua di benak anak sebagai idola mereka.
● Kebutuhan batin anak yaitu perhatian dan komunikasi di jaman sekarang, tidak terbatas pada jarak.
● Stay Hungry
● Kehangatan, Perhatian, dan Komunikasi dari orang tua kepada anak mestilah dilakukan dengan penuh keikhlasan dari hati.
● Jangan Berharap Jadi Single Parent
● Pertikaian dalam rumah tangga mungkin adalah hal yang biasa
terjadi. Namun, jangan sampai hal itu membuat perceraian dan
akhirnya terbentuklah pola pengasuhan dengan single parent.

Kesimpulan, betapa beratnya menjadi single parent (orang tua tunggal), materi kali ini membuat saya menangis karena hidup tidak selamanya ideal, setiap waktu kita harus siap menjadi single parent untuk anak-anak karena takdir Allah tidak ada yang tahu, orang tua bisa berpisah karena bencana alam, kematian atau perceraian.
Bekali ilmu dari sekarang, jaga dan didik anak kita seperti yang telah Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam contohkan, kuatkan pondasi agama, do'akan selalu kebaikan untuk anak-anak kita agar dimanapun mereka berada selalu dalam lindungan-Nya.




#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Jumat, 12 Januari 2018

Hari#8, Resume Diskusi Kelompok 8


Jum'at, 12 Januari 2018/24 Rabiul Akhir 1439 H
Bismillaah....
       Hari ini diskusi dari kelompok 8 dengan tema Fenomena Banci & Tantangan Pendidikan Seksualitas Masa kini.
Review materi kelompok 8:


Media Edukasi:



Diskusi di kelas:
Tata
1. sejak kapan dan bagaimana mengajarkan anak untuk menjaga pandangan
2. bagaimana sikap kita kepada orangtua yang malah nyorakin "cia cie" pada anak2 beda jenis yg sering maen bareng

Jawaban :
1. Menjaga pandangan bisa dibiasakan sejak Dini bun, misal dg menutup auratnya, sambil bercerita "adik, pakai baju/jilbab/celana dlu ya, supaya auratnya tertutup". Seiring bertambah usia kita tambah penjelasannya, aurat kita tidak boleh dilihat orang, dan kita juga tidak boleh melihat aurat orang lain.

2. Emang gregetan ya bu.....lihat ortu malah ngledekin. Sabar bun...
Biasanya saya senyumin sambil saya bilang " nggak apa2 ya, kita kan main sama2 dengan semua teman ya".
Tapi nanti pas nggak ada anak2 saya bilang ke ibunya, bu....sebaiknya kita sebagai orang tua tidak meledek anak-anak karena dengan ibu yg seperti itu bisa bikin anak malu/Down. Iya kalau anak tersebut tipe anak yg cuek, kalau tipe anak yg perasa pasti langsung gak mau main lagi. Secara gak langsung itu juga akan berpengaruh ke psikologis anak. Marilah bu kita sama-sama belajar menjadi orang tua yg baik buat anak kita sendiri dan teman-temannya serta selalu memberikan contoh yg baik buat mereka semua. Maaf bu kalau tidak berkenan. langsung pamit pulang.

trimakasih mbak opi untuk jawabannya, untuk no 2 kadang malah ada orangtua yang mengenalkan kata "pacaran" ke anak kecil, pengaruhnya jd ke anak kita, dan sikap saya malah memproteksi anak saya untuk bermain dengan sesama jenis saja.
Iya mba lebih amannya bermain dg sesama jenis. Tp kalaupun mau bermain dg lawan jenis dalam hal berteman sich ga masalah ya, yg penting tau adab dan batasannya.

Kalau boleh tau putra putrinya umur berapa mb tata?
baru 5 tahun mbak opi, tapi dulu waktu di sekolah sebelumnya, ada teman sekolahnya cowok yang suka banget nempel sama anak saya, awalnya saya cuma mengawasi dari jauh, tp orangtua disekitar malah sering nyorakin, setelah itu saya proteksi anak saya untuk nggak maen sama anak cowok itu lagi, untung saja skrg sudah saya pindah sekolahnya.

Saran saya mb tata, lebih baik anak-anak yg di undang main ke rumah mb. Emang sih agak repot dikit mainan dan yg lainnya jadi berantakan tapi positifnya kita bisa mengawasi pergaulan si buah hati. Mb tata bisa menyediakan game yg bisa di mainkan anak laki-laki dan perempuan seperti ular tangga yg di bikin di lantai atau yg lainnya. Semangat mb tata.

Terkadang sedih ya, ternyata bully itu malah berawal dr orang dewasa.
Agak miris si mbak, mungkin ortu2 nya jg suka nonton sinetron atau film2 remaja jadinya suka"cie...cie" gitu ya,pdhl kl pertemanan anak laki dan perempuan cenderung lb awet sepengalaman saya, asal batasan harus benar2 di jaga
Anak2 saya type anak2 yg tdk suka main ketempat tmnnya, malah bawa tmn nya main kerumah. Biarlah rumah berantakan yg penting anak2 nyaman dirumah.

suchrisyanti
Q : Menyikapi fenomena banyaknya laki2 yg "belok",adakah anjuran/saran dalam memilih calon menantu laki2 ketika anak2 perempuan kita sudah waktunya menikah? terus terang saya khawatir karena anak2 saya akan hidup di zaman yg lebih akhir dari saya.

A : Tariiik nafas....tantangan kita makin besar ya bun. Tapi in sya Allah agama telah memberi tuntunan lengkap. Dalam Islam, tentunya kita bisa melihat dari ketaatannya terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah juga pernah menyampaikan jika datang kepada kalian seorang lelaki yg kalian ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah.

Jadi memang agama sebagai pondasi awal yg kita dahulukan.
Dan doa, senantiasa kita mintakan yang terbaik untuk anak2.
Selain itu Memang sangat di anjurkan untuk menyeleksi calon suami/mantu bunda agar tidak seperti beli kucing dalam karung.

Beberapa hal yg harus di pertimbangkan :
1. Pemahaman agama yg baik. Dengan memiliki pemahaman agama yg baik inshaa Allah akan menjadi benteng baginya dapat membedakan mana yg baik dan mana yg tidak. Mana perbuatan di sukai Allah mana yg di benci oleh Allah, mana yg halal dan mana yg haram.

2. Setelah pemahaman agamanya baik, coba cari tau pola asuh dalam keluarganya seperti apa. Bagaimana dia di didik, sejauh mana kedekatan dg kedua orang tua, serta lingkungan seperti apa tempat dia di besarkan. Karna hal ini akan berpengaruh kepada pola pikir, watak, sikap dan cara dia memperlakukan orang lain.
3. Bisa jg dengan melakukan serangkaian tes kesehatan untuk berjaga2 dari hal2 yg tidak di inginkan. Zaman sekarang serem ya bun, apapun bisa saja terjadi di luar keinginan kita. Lebih baik waspada.

4. Bisa jg dg melakukan shafar bersama menginap di suatu tempat (calon mantu dg calon besan/bpk dr si anak perempuan) Karna dg menginap kita bisa lebih banyak melihat dan mendengar secara langsung kebiasaan2 yg di lakukan selama shafar. Dari itu bisa terlihat dg jelas jika memang ada hal2 yg tidak sesuai dg fitrahnya "aga belok ".

tes kesehatan nya seperti apa ya mba Nuvi?
Contohnya test hiv, mungkin terdengar aga2 ekstream. Tp ternyata di lapangan banyak terjadi kasus seperti itu. Baru ketahuan setelah menikah. Ini untuk antisipasi aj, khawatir hal2 yg tidak di inginkan terjadi.

Perlukah anak-anak dibekali ikut seminar/konsultasi pra nikah, sebelum menentukan jd nikah atau tdk?
Klo menurut saya sangat perlu mba, sebagai bekal mereka menghadapi kehidupan rumah tangga.
Ijin menambahkan, mba Nuvi
Bisa ditanyakan pada calon menantu, mba.
Kalau libur, senggang, kegiatannya apa saja? Dari jawabannya, insyaa Alloh bisa diketahui kebiasaan dan kecenderungan calon menantu.

Selain itu, memperbaiki diri... Dan istikhoroh. Mertua baik untuk menantu baik... Insyaa Alloh.
perlukah semacam psikotes gitu mba Nuvi? untuk mengetahui jiwanya sehat atau tidak. Krn kalau dari calon besan kan pasti merasa bhw anaknya baik2 saja..
Ini bisa jg termasuk yg sy maksud tadi serangkaian tes kesehatan. Bentuknya bida psikites, atau pemeriksaan medis
Intinya memilih dan menyeleksi mantu zaman now harus seleksif dan harus di persiapkan dr jauh2 hari. Tidak segampang waktu kita amenikah dl, karna tantangan zaman now subhanallah dan pengaruh pergaulan dampaknya tidak bisa di abaikan begitu saja.

kesimpulannya :
1. tes kesehatan
2. ikut TMA
3. seminar/konseling pranikah
4. Cek pola asuh
5. Berdoa
gitu ya mba?

Zaman skarang klo cari calon mantu, lihat dulu ortunya,,,, krn pola asuh ortu akan berdampak pada anaknya dan nanti akan turun ke anak cucunya. Jd pendekatan pd calon besan x ya.

Ikutan lagi, ya mba.
Anak2 juga sejak dini mungkin perlu diajarkan cara mencari pendamping hidup.
Nah, peran ayah dan ibu sangat penting. Bukankah ayah, pacar pertama anak gadisnya. Dan ibu adalah pujaan hati anak laki-lakinya.

Jadi, sejak dini ditanamkan. Kalau cari pasangan kurang lebih seperti ayah dan bunda nya.
Memang pola asuh sangat berpengaruh. Seorang anak yg di besarkan tanpa figur seorang ayah atau ibu maka ketika besar nanti anak tersebut akan kehilangan ke gentlelannya yg dia tidak dapat dr sosok sang ayah, atau kehilangan feminismenya karna dia tidak dapatkan dari figur seorang ibu.

Suhaeti
klompok 1 :
Mba, bgmn ya bilabg sama anak2 prempuan yg sdh mulai remaja ketika mengenal cinta/suka sama laki2.secara zaman saya dulu anak cowo yg menyatakan cinta duluan, lah zaman skarang cewe agresif bngt menyatakan cinta/suka pd cowo
#makcurhatanakcowonyaditaksirbbrpcewe

Jawaban :
Tidak ada yg salah dengan perasaan yg di alami ananda. Menyukai lawan jenis, itu adalah fitrah dr Alloh, akan tetapi meneruskan perasaan kepada yang bukan muhrim itu adalah Hawa Nafsu  mengikuti langkah2 syaithon.

Dikisahkan tentang kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha.
Ketika seorang zulaikha mengejar cintanya pada Yusuf, Allah tidak memberikan Yusuf kepadanya. Tapi ketika zulaikha mengejar cinta Allah, Allah dekatkan cintanya pada Yusuf....

Itulah balasan bagi manusia yang beriman, ketika menjadikan Allah sebagai muara keikhlasan dan pengharapan.
sekarang yang harus di lakukan adalah menundukan pandangan, memantaskan diri dengan ilmu dan mendekat pada Allah... Mendekat... Dan terus mendekat kepadaNya... Berdoa dengan penuh pengharapan..., bukan mendekat kepada makhluk... yang tak bisa memberi kita apapun, kecuali memberi celah kepada syaiton utk membuat kita terjerumus dlm kemaksiatan.

Tanggapan:
Kalo kata mama saya
Yang namanya jodoh itu perlu dilihat bibit, bobot, bebet
Saya dulu skeptis, tapi setelah jadi ortu baru terasa memang benar kriteria 3B itu
Bibit = pola pikir orang tuanya gimana, pola asuhnya gimana
Bobot = kualitas diri (agama, pendidikan, adab)
Bebet = mandiri secara finansial

Maaf, mau menambahkan.. kl pendapat saya, mgkin didekatin aja anak perempuannya kayak anak sendiri, biar gk merasa malu dan jatuh harga dirinya takutnya ngerasa ditolak mentah2. Nnti baru dijelasin pelan2, kalau dirinya berharga dan mulia,, akan lebih baik mencari ilmu dulu baik2 ut saat ini.

Ratna Dewi
bagaimana mensikapi jika ada perempuan yg terlalu agresif dan selalu wa putra saya ( saat ini putra saya masih kelas 7)?
Jawaban: Hummm anak zaman Now kelas 7, wa nya tentang apa mbak? Jd kepo, dialihkan ke hal yg positif aja mbak, semisal ngajak jalan, ajak k rmh mbak ratna aja trus masak masak smbil ngobrol2 jd nambah anak cewek dehh.


Hasil dari diskusi tadi yaitu fenomena banci dan pendidikan seksualitas masa kini.
Solusi menghadapi pertanyaan anak tentang penyimpangan fitrah seksualitas (Banci):
1. Tidak perlu panik
2. Menjelaskan bahwa mereka sedang mengalami kebingungan apakah dia laki-laki atau perempuan
3. Menyiapkan anak agar memahami fungsi dan peran yang berbeda antara laki laki dan perempuan dengan cara memberikan pendidikan fitrah seksualitas anak serta membekali mereka dengan pendidikan seks sejak dini.

Tips untuk Pendidikan seks pada anak sejak dini:
• Menanamkan rasa malu pada anak
• Menanamkan jiwa maskulinitas
pada anak laki-laki dan jiwa
feminitas pada anak perempuan
• Memisahkan tempat tidur mereka
• Mengenalkan waktu berkunjung
(meminta izin dalam 3 waktu)
• Mendidik menjaga kebersihan alat
kelamin
• Mengenalkan mahramnya
• Mendidik anak untuk menjaga
pandangan mata
• Mendidik anak agar tidak
melakukan ikhtilat
• Mendidik anak agara tidak
melakukan khalwat
• Mendidik etika berhias
mengenalkan ihtilam dan haid


Bagi para orang tua jagalah pergaulan anak-anak kita dengan teman-temannya, ajarkan adab berteman dengan laki-laki dan perempuan, ajarkan mana mahrom dan bukan mahrom.
Ayah bunda harus dekat dengan anak, selalu ada family time dan quality time dalam keluarga, sehingga jika anak laki-laki kita sudah besar menikah dengan seorang wanita yang karakternya mirip dengan ibunya, sedangkan untuk anak perempuan menikah dengan laki-laki yang karakternya mirip ayahnya.
Karena anak-anak kita mengidolakan ayah ibunya dan menjadikan keduanya panutan karena kedua orang tua selalu  mengajarkan anak-anak sesuai dengan pedoman kita sebagai muslim yaitu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Hadits.



#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Kamis, 11 Januari 2018

Hari#7, Resume Diskusi Kelompok 7

Kamis, 11 Januari 2018/ 23 Rabiul Akhir 1439 H
Bismillaah....
      Hari ini adalah hari ke-7, diskusi oleh kelompok 7 dengan tema 5 Hal Penting Tentang Seksualitas (Panduan Orang Tua).
Review materi kelompok 7:

Media Edukasi:



Diskusi di kelas:
Pertanyaan
Kelompok 1
Bagaimana penjelasan tentang metode mengajarkan fitrah sesksualitas:
1. Meniru
2. Identifikasi
3. Pelatihan Anak???
Jawab :
1. Meniru
Anak belajar memerankan peran seks dengan meniru, seperti cara bicara, perilaku, minat dan nilai orang yang sering berinteraksi dengan mereka. Apabila mereka melihat peran yang salah seperti ibu yang lebih mendominasi, anak akan cenderung tdak menghargai ayah sebagai kepala keluarga.

2. Identifikasi
Padq tahap ini anak masuk ke hal yg lebih kompleks seperti anak mengidentifikasi peran orangtua dan anak sudah bisa memilih idolanya. Jika anak laki2 mengidolakan ayahnya, dia akan memperlakukan saudara perempuan seperti ayah memperlakukan ibu dirumah begitu juga sebalikny.

3. Pelatihan Anak
Dengan pelatihan anak, anak belajar bertindak, berpikir dan merasa sesuai gendernya. Tugas-tugas yang diberikan disesuaikan dengan gender seperti anak laki-laki mencuci sepeda, menutup dan mengunci pintu dan mengantar jemput. Untuk anak perempuan bisa membantu seperti memasak, mencuci dll.

Namun dengn semakin berkembangnya kehidupan, anak laki-laki mengerjakan pekerjaan perempuan seperti memasak dan mencuci, hal ini sebaiknya dijelaskan bahwa mereka hanya membantu ibu atau hobi bukan pekerjaan utama jika kelak mereka dewasa.

Tanggapan:
Terkait nomer 3.
Apakah tidak boleh anak cowok ikut masak dan cuci piring. Karena saya sering menyuruh anak laki2 untuk mencuci piring nya sendiri atau memasak telur untuk makan dia.
Karena saya pikir itu keahlian untuk kemandirian nya.
Tahap pre Aqil baligh 7 - 10 thn.

Rahma
Tidak menggunakan kata "kiasan" dalam menjelaskan nya.
Maksud & contohnya seperti apa?
Jawaban :
Ada baiknya organ seksual dikenalkan dengan nama ilmiahnya, misalnya vagina pada perempuan atau penis pada laki-laki. Mengapa? Hal ini untuk menghindarkan pada pentabuan, karena selama ini pembicaraan seputar seksualitas dianggap tabu oleh masyarakat. Hal yang tabu ini bisa mendorong anak untuk mencari-cari secara sembunyi-sembunyi, dan pada akhirnya akan memulai datangnya masalah penyimpangan seksual pada anak.
Orang tua harus menjadi pihak pertama yang secara jujur dan terbuka dalam menyampaikan hal yang berkaitan dengan organ seksual anak. Sehingga anak akan mampu dengan jelas memahami identitas seksualnya.

contohnya seperti menggunakan kata burung untuk penis dan dompet untuk vagina.

Tanggapan:
Alhamdulilah saya sudah praktekan ke anak laki2 saya. Hari ini dia berinisiatif sendiri mencuci sepeda mommy nya krn sering melihat papie nya mencuci sepeda saya dan motor.
Iya mba...
Masuk lifeskill supaya mandiri.
Klompok 7 mnjelaskan
Kl sudah besar, bukan pkerjaan utamanya jika anak laki2 sudah beristri, sama spt waktu kcil membantu ibunya.
Klak kl jadi suami membantu istrinya.
Kcuali pekerjaannya emang koki atau tukang cuci piring

3. Menurut mba2 udah bener belum aku bilang ke anak-anak cowok mainnya sama cowok & klo cewe sama cewe.
Anakku 5 tahun ce maunya bareng sama masnya terus maksudnya main sama teman-teman cowok masnya sering aku larang?

Jawab :
Menurut kelompok kami, bermain tidak mengapa bermain dengan lawan jenis, asal anak diberitahukan batasan2 dengan lawan jenis, seperti anak laki2 bermain cenderung yg memacu adrenalin, sedangkan bermain dgn anak perempuan perasaannya yg dikedepankan atau baperan dll.

Bermain dengan lawan jenis anak akan belajar menghadapi banyak karakter, namun ada batas2an juga dalam bermain agar anak tidak terpengaruh dengan perilaku laki-laki ataupun sebaliknya.

Tanggapan:
Ortu sebaiknya juga mempersiapkan mental di depan keluarga/lingkungan.
Pengalaman anak saya pernah terkena isk lalu dia teriak "bunda, penisku sakit kalo buat pipis" di tengah acara keluarga
Yang sepuh2 pada berkerut keningnya
Saya dan suami hanya senyum mohon pengertian blio2.

Kl saya anak2 di kasih tahu juga nama familiar organ vital yg ada di sekitarnya...
Suatu saat dia mendengar dari orang lain ga kaget dan karena sudah di psan jangan ikut2an orang yg bilang bgtu ya.

Kl masih balita kan kl saya lg ke mall mampir ke toilet si bocah pasti akan ikut kita masuk kedlm kl kita cuma pergi ber2. Seringnya dia ngintip2 gaya pipis saya terus tny2 kok beda sm punya nya. Saya sudah jelasin cm untuk menjelaskan bagian "vagina"nya saya belum siap mental. Seringnya saya bilang nanti mommy jelasin.
ya sayang sambil trs berdua caranya dan nyiapin mental saya sendiri.

kalau misal sebutannya dg nama "kemaluan" gimana?

karena pernah sy mengikuti penjelasan dari bu Elly Risman cara bagaimana menyampaikan masalah alat kelamin anak dg menggunakan istilah "kemaluan".
Untuk taraf balita sepertinya msh oke mba, tp kl sudah masuk SD trutama dah masuk pembahasan my body harus djelaskan biar tahu bedanya.

Kemaluan itu untuk semua jenis kelamin baik penis atau vagina.
Saya belum pengalaman pny anak perempuan jd kl mau ksh tahu soal vagina ke anak laki2 kyk gimana gitu...lg nyari ilham di saat berdoa hbs sholat minta petunjuk sama Allah SWT. Itu salah satu cara saya. Mngkn ada tips untuk lbh pede di dpn anak mngkn? Terima kasih

ini lebih ke pendidikan untuk menjaga aurat mba. bahwa yg namanya kemaluan itu harus ditutup dan tidak ditunjukkan ke org lain. dan untuk meluruskan para ortu yg sering memberikan sebutan2 alat kelamin dg sebutan yg krg pas (cth : titit, dst).

betul sekali mba Diah. Kebetulan anak sy yg SD baru 1 dan 2 adiknya msh blm sekolah. Jadi istilah tersebut saat ini yg sy gunakan
Iya menggunakan kata mohon maaf "titit" itu kurang pas ya mba ternyt. jd kemaluan itu bisa penis atau vagina. Okeh noted. Makasih mba putri penjelasannya. Nanti saya aka berusaha untuk menjelaskan kembali ke anak saya.

Saya menyebut alat kelamin dg istilah penis dan vagina sejak anak masih kecil
Lalu menjelang besar saya ajarkan bahwa penis itu bagian dari aurat yang harus dijaga dan ditutup.

Jadi saat anak keluar kamar mandi tanpa  handuk maka saya tinggal mengingatkan: "maaf, auratnya terbuka tuh , tolong ditutup ya".

dijelaskan jg mba kenapa dsebut kemaluan karena kita jd malu kalau terlihat org lain.
Oke mba noted. Kemarin udah dikasih tahu nama lain dari "titit" itu penis ya karena udah masuk usia 7 tahun. Untuk adik2nya belum.

Setuju
Malu jika dilihat orang lain
Bukan malu dengan alat kelaminnya , karena nanti dia akan jengah jika terjadi sesuatu dg penis/vaginanya
Alat kelamin/kemaluan adalah bagian dari tubuh kita, seperti mata/tangan/mulut, harus dijaga kebersihannya.


Hasil dari diskusi kelompok 7 adalah 5 hal penting yang menjadi panduan orang tua adalah:
1. Mengapa pendidikan fitrah seksualitas menjadi penting?
- Agar anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki seksualitas yang sehat dan
benar.
- Agar anak paham mengenai tubuhnya terutama alat vitalnya dan bagaimana
cara menjaga kebersihan dan kesehatannya.
- Anak memahami bahwa hanya orang-orang tertentu yang boleh menyentuh alat vital.
- Anak mendapatkan informasi tentang seksualitas dari sumber yang jelas dan terpercaya.
- Membuat anak percaya diri dan menghargai diri sendiri.
- Anak memiliki keseimbangan antara emosional dan rasional.
- Salah satu kewajiban orang tua ialah menyiapkan anak memasuki masa puber.
- Anak memiliki pemahaman peran dan kewajiban ketika dewasa (penguatan
konsep gender).

2. Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai pada pendidikan fitrah seksualitas
ini, yaitu:
1). Membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya.
2). Membuat anak mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya.
3). Mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual.

3. bagaimana tahapan pendidikan fitrah seksualitas?
Tahap Pra Latih (0-6 tahun) :
- Usia 0-2 tahun, merawat kelekatan (attachment) awal.
Pada usia ini anak perempuan dan laki-laki harus dekat dengan ibunya.
- Usia 3-6 tahun, menguatkan konsep diri berupa identitas gender.
Di usia ini anak harus dekat dengan kedua orang tuanya. Sosok ayah dan ibu
harus hadir agar anak memiliki keseimbangan emosional dan rasional.
- Usia Pre Aqil Baligh 1 (7-10 tahun) :
Ini tahap menumbuhkan identitas menjadi potensi. Dari konsepsi identitas
gender menjadi potensi gender. Dari keyakinan konsep diri sebagai lelaki dan
sebagai perempuan, menjadi aktualisasi potensi diri sebagai lelaki atau potensi diri sebagai perempuan pada sosialnya.
Pada usia ini anak laki-laki lebih didekatkan kepada ayah dan anak perempuan dekatkan dengan ibunya.
- Usia Pre Aqil Baligh 2 (11-14 tahun) :
Usia ini adalah puncak perkembangan fitrah seksualitas. Anak harus di dekatkan dengan lintas gender, anak laki-laki dekat dengan ibunya dan anak perempuan dekat dengan ayahnya.

4. Metode mengajarkan tentang fitrah seksualitas kepada anak:
1. Meniru. Anak meniru tingkah laku orang tua sejak dini, sehingga pembagian peran antara ibu dan bapak harus jelas.
2. Indentifkasi. Anak yang menginjak usia sekolah sudah bisa memilah dan
mencontoh orang yang mereka kagumi. Orang tua yang menjadi contoh adalah
orang tua yang bergender sama dengan anak.
3. Pelatihan anak. Dengan pemberian tangggung jawab dan tugas-tugas di rumah sesuai gender.

5. Apa saja bahaya pendidikan fitrah seksualitas yang salah?
1. Anak salah memahami perannya sesuai gender.
2. Anak laki-laki menindas anak perempuan atau sebaliknya.
3. Anak memiliki minat yang tidak sesuai dengan fitrahnya, seperti anak laki-laki
senang merias.
4. Bergaul dengan lawan jenis yang kebablasan.
5. SSA (Same Sex Atraction) dan LGBT (Lesbian, gay, biseksual dan transgender).

Mengajari anak sejak dini tentang fitrah seksualitas yang benar, terutama untuk anak usia 3-6 tahun dan 7-10 tahun ajari penyebutan kemaluannya yaitu kelamin laki-laki dan perempuan dengan bahasa medis vagina untuk perempuan dan penis untuk laki-laki, dan ajari mereka untuk bisa melindungi dirinya dari kejahatan seksual.




#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11

Rabu, 10 Januari 2018

Hari#6, Resume Diskusi Kelompok 6

Rabu, 10 Januari 2018 / 22 Rabiul Akhir 1439 H
Bismillaah....
     Hari ini adalah hari ke-6 T10, diskusi oleh kelompok 6 yang mengambil tema
Fatherless & Motherless dalam membangun fitrah seksualitas.
Review materi kelompok 6:

Media Edukasi:


Diskusi di kelas:
Anandita
Bagaimana menjelaskan apa itu LGBT pada ananda usia 6 &  9th?
Jawaban:
Klo ada pertanyaan dari anak tentang LGBT... Tarik nafas... Hembuskan... Tenang Bun...
Diskusikan dengan anak, tentang apa yang ditanyakan. Gunakan bahasa yang dapat dipahami dan selalu memberikan perbandingan agar anak dapat mengerti ada hal yang harus dijauhi ada yang tidak. 
Insyaallah kita sudah meng instal dengan baik fitrah seksualitas anak sebelumnya. Artinya di range usia 6 - 9 tahun mereka sudah bisa membedakan mana laki-laki mana perempuan.
Tinggal dijelaskan LGBT itu penyimpangan... Mereka sakit dan perlu disembuhkan... Sakit seperti apa?
Mereka laki-laki tapi tidak sesuai ajaran agama dalam agama Islam maupun agama lainnya
gak sesuai gimana ?
Seperti banci yang kita lihat ngamen itu loh...
Dia laki-laki tapi berpakaian seperti perempuan
Menyalahi kodrat manusia. Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan.
Jika melanggar aturan Allah gimana akibat nya?
Gunakan kalimat tanya untuk mengembangkan intellectual curosity anak.
Bisa ditambahkan dengan bercerita tentang kisah nabi Luth yang umat nya di azab oleh Allah.
kendala saya menceritakan nabi luth adalah di bagian lelaki suka sama lelaki lalu setiap ada tamu lelaki yg tampan diapakan itu bun ko Allah sampe murka?
mohon saran pemilihan kosa katanya... saya kehabisan ide selain: melihat aurat orang lain tanpa izin.
Alhamdulillah... Ananda kritis ya Bun...
Kita ambil perumpamaan
Kakak lahir ke dunia karena adanya ayah dan ibu
Laki-laki dan perempuan.
Maka jika tidak sesuai aturan Allah
Allah akan melaknat laki-laki yang menyukai sesama laki-laki begitu juga sebaliknya.
Suka seperti apa? ya seperti ayah & ibu. Tambahan mba osi
Kalo aku juga pas ceritain ke anak, bahasanya krg lbh demikian... para tamu itu memaksa masuk dan hendak menyakiti malaikat yg sdg menyamar (tamu nabi Luth.as.) salah satunya melihat batasan aurat yg ada... "kan tidak sopan dan melanggar aturan Allah subhanahuwata'ala.."
Haroh
Ada teman ibu bekerja yg sedang mengalami dilema. Dia sudah sangat ingin resign demi membersamai anak-anaknya karena tidak tega meninggalkannya dg ART saja sedangkan suami juga tidak mau menyupport jika istri bekerja anak sebaiknya di daycare atau tempat penitipan dg disertai pendidikan. Namun, suaminya belum ridho karena dianggap akan menambah beban suaminya dan kelak teman saya ini tidak  akan punya masa depan jika berada di rumah. Bagaimana agar fitrah peran keibuan pada anak2 bisa berjalan beriringan dengan perannya sebagai istri yang juga taat pada suami? Bagaimana sikap istri menyadarkan suaminya yang fitrah kelelakiannya akan peran penanggungjawab pendidikan dalam keluarga belum terbangun?
Jawaban:
Jika ibu belum bisa resign dari pekerjaannya lakukan quality time bersama anak. Ingat ya... Quality not Quantity ada loh... Ibu dirumah 24 jam secara raga bersama anak tapi jiwa nya tidak.
Maksimalkan waktu disela kesibukan bunda bekerja yakin kan diri bunda dan anak bahwa bunda akan ada selalu ada mendampingi dan membersamai anak kapan pun mereka butuhkan. Jangan abaikan kode sekecil apapun misalnya anak mulai gelisah saat tidur, susah makan segera cari tahu ada masalah apa...
Sempatkan bacakan buku untuk anak2 dan berikan peluk beberapa detik.. sembari ungkapan perasaan sayang ibu..(kalau ini pengalaman saja.. biasanya merasa lebih dekat jika anak dibacakan buku dengan intonasi semangat dan bahasa2 yg seru dan mudah mereka mengerti...) intinya sih.. temukan kegiatan yg rutin yg menjadi khas kegiatan ibu dan anak2.. bisa masak bareng di weekend atau perawatan di rumah bareng2 jika anaknya sama2 perempuan...
Keadaan dilematis seorang istri sebaiknya dihadapi dengan cara mengkomunikasikan dengan orang terdekat, dalam hal ini adalah suami. Ridho suami sangat penting, tapi tidak ada salahnya untuk membicarakan jalan keluar terbaik secara bersama-sama. Praktekkan ilmu komunikasi produktif yang telah kita dapat di kelas matrikulasi sebelumnya. Rumuskan bersama kembali visi dan misi keluarga khususnya dalam hal pendidikan anak
Tetap taat dan berdoa kepada Allah semoga dilemah lembut kan hatinya... Tunjukkan bahwa dengan bunda berada disisi ananda mereka lebih baik dan bahagia... Terkadang laki-laki butuh hasil nyata bukan teori semata.
Kebaikan itu menularkan... Baikan diri kita... Insyaallah semua akan menjadi baik.
Adey kelompok 4
Bagaimana menangani anak laki2 remaja jika ada kecenderungan LGBT? Jika itu juga adalah hasil didikan kompleks dari org tua yang menyamakan dengan didikan anak perempuan lainya.
Jawaban:
Pertama-tama yang dilakukan orang tua... Mengakui kesalahannya dimasa lampau... Mohon maaf kepada ananda dengan sungguh-sungguh.
Lakukan evaluasi apa yang sudah tertinggal bayar hutang-hutang pengasuhan.
setelah melakukan evaluasi atas hutang pengasuhan yang tertinggal, praktekkan kembali ilmu komunikasi produktif, agar ananda lebih terbuka tentang perasaannya
Memerangi LGBT yang paling efektif adalah mengagendakan dengan serius dan sungguh sungguh pendidikan fitrah khususnya fitrah keimanan, fitrah seksualitas & fitrah individualitas di rumah & di sekolah.
Segera lakukan terapi dengan ahlinya... Karena LGBT ini penyakit dan harus disembuhkan tergantung berapa lama sudah terpapar LGBT nya.
Dalam proses terapi, tetap yakinkan ananda bahwa anda sebagai orangtua akan selalu ada, jangan lantas angkat tangan dan menyerahkan prosesnya kepada ahli,  intinya tetap terlibat dalam proses, dan jangan bukan fokus pada hasil, lalu pasrahkan dengan tetap berdoa kepada Allah Subhanahu wata'ala... Untuk diberi segala kemudahan.
Kelompok 1
Pertanyaan
1. Bagaimana sikap orang tua jika ada anaknya mnjadi korban pelecehan seksual dan cara apa saja yang di lakukan agar tidak trauma dgn kjadian yg mnimpanya?
Jawaban:
Semoga anak kita selalu dilindungi Allah dimanapun dia berada. Jika memang sudah terjadi, mohon ampun kepada Allah, bisa jadi kejadian ini terjadi karena ada andil dosa kita di masa lampau.
Peluk erat ananda... Curah kan kasih sayang setulus hati... Ungkap kan bahwa apapun yang terjadi ananda tetap anak ayah bunda.
Cari tau sejauh mana ananda sudah dilecehkan untuk penanganan lebih lanjut bawa ananda ke spesialis untuk mengatasi trauma. Karena jika tidak segera diatasi secara psikis dan psikologis akan menggangu pertumbuhan ananda.
Kita tahu para pelaku pelecehan seksual adalah juga korban dari pelecehan seksual saat kecil yang tidak ditangani. Selanjutnya tetap ikuti proses penyembuhannya, jangan langsung angkat tangan dan menyerahkan begitu saja kepada ahli. Pastikan selalu bahwa Anda sebagai orangtua selalu ada untuk ananda
Beri motivasi selalu.. spt menceritakan tokoh inspirasi yg dulu pernah mengalami pelecehan tetapi bsa survive bahkan tetap bisa menjadi seorg yg sukses dan mensukseskan org lain.. spt oprah winfrey.
Katakan bahwa yg dirinya berharga dan tdk rendah... pelaku pelecehan lah yang sedang merendahkan dirinya sendiri.
2. Apa yg akan di lakukan orang tua yg telah Mendidik anaknya dengan baik di rumah, tapi lingkungan sekitar buruk sementara tidak memungkinkan untuk pindah rumah.
Jawaban:
Perkuat ketahanan keluarga inti... Cahayakan rumah kita dengan Kitabullah, kokohkan proses pendidikan di rumah kita. Bimbinglah potensi fitrah tiap anggota keluarga hingga sempurna, terutama dimulai dari fitrah ayah dan fitrah ibu.
Pendidikan adalah tentang merawat, membangkitkan, menumbuhkan dan mengokohkan semua aspek fitrah anak anak kita termasuk fitrah kita sendiri sebagai orangtua lalu memandu nya dengan Kitabullah agar sempurna, indah dan berbahagia.
Doakan selalu dan mintalah perlindungan sebaik2nya kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Ibarat virus yang menyerang satu-satunya cara melawan adalah memperkuat imunitas tubuh.
Begitu juga anak-anak perkuat imunitas fitrahnya tumbuhkan dengan paripurna maka tidak ada yang mampu merusak nya.
3. Saya mempunyai teman kecil anak laki-laki yang kewanitaan (feminim) waktu SD anak ini sering di juluki bencong dan dia marah.
Masuk SMP dia sudah biasa dgn julukan tersebut, malah mbuktikan kalau itu benar.
Setelah dewasa dia berprofesi sbgai make up rias pengantin menguatkan julukan kcil yg melekat padanya bahkan sampai saat ini blum mnikah.
Saya sedih melihatnya bgtu, hanya bisa mndo'akannya agar dia mnjadi laki2 sejati mnikah dgn wanita.
Ingin rasanya memberi informasi agar dia berubah, tapi ada perasaan ga enak takut tersinggung.
Bagaimana sikap saya sebagai teman?
Jawaban:
Tentu sangat tidak menyenangkan ya mba orang yang kita kenal baik melakukan penyimpangan.
Teman mba ini adalah korban bullying yang terjadi bertahun-tahun sehingga mengkokohkan/pembenaran penyimpangan yang sudah terjadi.
Secara fitrah teman mba Siti adalah laki-laki sejatinya laki-laki sifatnya visual dan praktis jika kita yang memberi tahu atau menasehati mereka akan cenderung menolak. Lakukan pendekatan dengan mengajak ikut kajian atau melihat video kajian tentang LGBT. Tetap berkomunikasi dengan baik jika ada penolakan dan tetap menjaga harga diri teman mbak.
Mengenai profesi yang ditekuninya... Karena berhubungan dengan perempuan secara tidak langsung mengikuti atau terbawa. Tapi yakinkan kembali banyak MUA yang tetap cowok tulen.
support terus dengan meyakinkan bahwa teman mbak jauh lebih tampan, lebih keren jika maskulin, tinggikan dirinya dengan cara menunjukkan sisi laki2nya masih tetap terpancar, ajak teman2 lain juga untuk terus mengajaknya kembali ke fitrah tetapi dengan cara yang merangkul, bukan dengan menggurui, berharap dengan begitu teman mbak bisa lebih percaya diri untuk kembali ke fitrahnya
Tidak lupa selalu berdo'a kepada Allah Subhanahu wata'ala agar di bukakan pintu hidayah.
Ummu Latif
Mbak, maaf terkait pertanyaan nomor1 Dr kelompok 1. Bagaimana kl yg menjadi korban pelecehan seksual sekarang sudah besar dan berkeluarga. Awal2ny    
biasa aja tetapi  sekarang ada perasaan sedih, takut . Bahkan orang tua maupun pasangannya tidak tahu kl salah satu anggota keluarganya pernah mnjdi korban pelecehan seksual. Bagaimana menyikapinya dan Cara menghilangkan trauma tersebut?
Jawaban:
Mungkin saya coba bantu jawab ya mbak
Jika sudah dewasa sebenarnya sudah bisa berfikir lebih, ini sebenarnya masuk dalam pembahasan tentang inner child yang kelompok 4 kemaren bahas. Yang pertama adalah memaafkan kesalahan yang lalu. Terima dengan ikhlas bahwa masa lalu adalah takdir yang memang harus terjadi.
Jika perlu lakukan terapi, dan mintalah dukungan orang terdekat untuk selalu mengingatkan agar jangan sampai inner child ini berdampak pada anak2.
Dampak ke anak-anak nya bisa seperti apa ya mbak?
Jawaban:
Dampak yang ditimbulkannya tergantung seberapa besar traumatik itu terjadi bisa
1. Emosi berlebihan
2. Over protective ke anak
juga tergantung dari sikap apa yg muncul para orang tua tsb saat rasa sedih dan takut itu datang, misal over protective yang berlebihan disertai dengan emosi, teriakan, bahkan kekerasan fisik, nantinya akan menimbulkan trauma juga kepada anak.
Lafiandra
Ibu2 kelompok 6 saya ada pertanyaan tambahan: Bagaimana Cara  melindungi dan menjaga anak2 kita dari orang2 LGBT yang bisa kapan saja mereka temui di jln karena ada saat anak2 akan tidak bersama kita? Bagaimana tanggapan dari kelompok 6. Terima kasih sebelumnya?
Jawaban:
Edukasi mba... Ajarkan anak2 untuk melindungi diri sendiri bisa dengan lagu...
Yubuhku sangat berharga
Atau dari infografis yang pernah di share kelompok 1.
Hasil diskusi dari kelompok 6 tadi adalah  
Fatherless & Motherless"  ialah hilangnya ikatan emosional antara anak dan ayah ibu.
Faktor penyebabnya antara lain :
1. perceraian
2. kematian
3. emotional absence (Hadir secara fisik tapi tdk memperdulikan emosi dan psikologi anak)
4. obat2an terlarang
5. abuse (kekerasan yg dilakukan sang ayah terhadap anak).
6. Ekspektasi berlebihan terhadap jenis kelamin bayi
7. Sibuk dengan gadget nya masing-masing
8. Kurang nya informasi pengasuhan anak
Solusi yang bisa dilakukan adalah :
1. Perkuat keimanan orangtua
2. Bangun komunikasi yang baik antara pasangan suami-isteri dan orang tua dengan anak
3. Tumbuhkan dan perkuat fitrah keimanan pada anak
4. Kembali nya fitrah keayah bundaan kedua orang tua
5. Bayar hutang pengasuhan yang lewat
6. Buat gadget time
7. Melek informasi tentang pengasuhan
8. Segera atasi innerchild orang tua
9. Bijak menggunakan teknologi
10. Lakukan step-step menumbuhkan fitrah seksualitas sesuai range usia anak.
11. Berdoa kepada Allah, agar menjadi orangtua yang shaleh dan anak-anak shaleh
12. Anak yg kehilangan sosok orangtua. WAJIB segera gantikan sosok orangtuanya dari keluarga besar maupun komunitas/ jamaah kaum muslimin agar tidak mudah tertular penyimpangan seksual oleh lingkungan karena LGBT jelas penyimpangan seksual bukan genetik.
Agar fitrah seksual anak kita tumbuh dengan sempurna, maka kehadiran orang tua yaitu ayah dan ibu dalam mendidik anak harus saling melengkapi tidak bisa salah satu saja. Karena Allah Ta'ala menciptakan manusia hanya laki-laki dan perempuan yang mendidiknya pun haruslah laki-laki dan perempuan yaitu ayah dan ibu.
Ayo ayah ibu kembalikan fitrah seksual anak kita dengan kembali kepada mereka peluk anak-anak kita dengan penuh kasih sayang, kehadiran kita sangat mereka butuhkan kita hanya mempunyai waktu 14 tahun bersama di awal kehidupannya. Waktu takkan terulang, masuk usia15 tahun tuntas tugas kita karena mereka sudah baligh.
#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11